Genre : romance, friendship,angst
Rate : T
Cast : nakajima yuto
Himeko kyomoto – (anaknya taiga)
Taiga kyomoto
Aiko
Sakura
Chinen yuri
Ryutaro morimoto
yamada ryosuke
Diclamair: saya cuma minjem cast dong, dan ryu milik saya kalo bisa.
Summary : pernikahan yang sudah di rencanakan sejak kecil, tapi ada dendam tersimpan di dalamnya. Mampukan pernikahan itu brjalan lancar?????? *next chap mungkin hime nya hamil.. gk chap ini yah.. ikutin alur *evil smirk
Warning : ff nya abal,, yang gak suka kaga sah baca yah,,,,
wajib RCL
Dozooo………..
Menunggu jam istirahat itu hal yang paling di tunggu oleh seluruh siswa.
Bisa berbincang bersama temang terdekat. Tapi mungkin untuk kali ini terasa sulit bagi nya. Himeko Kyomoto, mendapatkan jatah membersihkan kelas setelah pelajaran tata boga ini. Terpaksa, 10 Menit waktu istirahat nya Ia korban kan untuk piketnya. Padahal Dia sudah berjanji akan makan bento bersama temannya.
"huft,, akhirnya selesai juga" Hime mendesah panjang saat tugasnya selesai. "mungkin masih ada waktu untuk makan bento" Hime pun segera pergi menuju kantin.
"Hime~chan, sini" sebuah teriakan yang sangat Hime kenal terdengar dengan sangat jelas. Hime pun mulai melambaikan tangannya pada pemilik suara itu, dan berjalan mengjampirinya.
"gomen, minna. aku telat" Hime tersenyum sebagai permintaann maaf.
"daijobu, ayo kita makan" Sakura, salah seorang teman Hime berteriak gembira.
"un_ itadakimasu" Hime,Sakura,Aiko pun mulai menyantap makanannya. Sampai sebuah keributan trjadi.. "Kyaaaa,,, Nakajima-san!!!! Chinen-San!!! Ryuu-san!!!! " teriakan beberapa Fangirl mulai memenuhi seluruh kantin. Nakajima, Chinen, Ryu. Mereka bertiga bisa di bilang Trio ikemen di sekolah ini. Kaya, tampan, menarik, dan multi talent. Mereka mempunyai semuanya yang menyebabkan mereka mempunyai banyak fans.
"kyaa, ngapain tuh Yuto_kun kesini" teriak Sakura setelh meliht trio ikemen itu.
"Mau ketemmu gue lah" sanggh Aiko yang masih menatp trio itu.
"urusai, ikemen apanya sih??" tanya Hime yg masih makan bento nya dengan lahap.
"kamu kan udah kenal dia dari kecil. Maka nya bilang biasa aja" cibir Aiko yang masih menatap trio macan itu *salahIkemen
"jangan bahasa tentang itu" kata Hime yang mulai sedikit kesal.
"ne~ gomen. Kau kan punya trouble ama Yuto"
"mereka makin dekat loh" pekik Sakura yang udah salah tingkah.
*BRAKK*
"Himeko Kyomoto, aku harap kau bisa patuh padaku kali ini" Yuto memukul meja tempat Hime duduk dan tersenyum EVIL. "nani??? kau punya masalah dengan ku NAKAJIMA-SAN???" tanya Hime yang mulai berdiri, dan ada beberapa penekanan pada kalimat terakhir.
"ne~ ikou" Yuto pun menarik tangan Hime, dan mulai berbalik berjalan keluar dari kantin.
"dasar yuto" pekik Ryuu dan Chii bersamaan.
"woy, yuto lepasin dong. Sakit tau" Hime mulai mencoba melepasan cengkraman keras dari Yuto. Tapi Yuto tidak menggubrisnya. Malah terus menyeret Hime, sampai keluar gerbang sekolah. "sampai,, masuklah" Yuto mendorong tubuh Hime ke dalam mobil Sport putihnya.
"eh?? mau kemana Yuto?? tas gue kan masih di kelas" Hime mencoba berontak, tapi Hime melihat Telunjuk Yuto menunjuk ke arah di sebelahnya. Aku pun menegok ke arah yang di tunjukan Yuto.
"kusooo, apa sih mau nya tuh anak?" Hime pun segera mengambil tas yang ada di sebelahnya.
"arigatou, Ryuu, Chii kalian memang sahabt yang baik" yuto terseyum melihat sahabatnya itu. "Daijobu, cepat selesaikan urusanmu Yuto" Ryu menepuk pundak sahabatnya itu.
Yuto pun hanya mengangguk.
"hayaku yuto, pasti kaa~chan mu sedang menunggu. dan~ ah, aku dan ryuu masih punya kelas. Jya ne~" Chinen pun menarik tangan Ryu, dan mulai menjauh dari Yuto. Setelah melihat sahabat nya menjauh Yuto pun segera masuk ke mobil sport putihnya itu.
.
.
.
.
."yuto, baka. Kenapa kau menariku ke sini??" Hime melemparkan tas nya ke arah yuto. "ittai, Hime" Yuto memegang kepala nya yang kesakitan.
"jawab aku baka" Kata Hime Ketus.
"ne~ pokoknya kamu ikut aja. Kaa~chan menunggu mu" jawab Yuto santai. Karna mendengar kata Kaa~chan, akhirnya Hime pun menurut, dan diam saat perjalanan.
*Nakajima House*
"sampai, turunlah" Hime pun turun di depan rumah bergaya Eropa, tapi masih terdapat banyak unsur tradisional Jepang. Rumah ini memang tidak asing bagi Hime. "kenapa diam?? ayo masuk" Kata~kata yuto itu membuyarkan pikiran Hime. Hime pun hanya menurut, dan memasuki rumah itu. Tampak seorang wanita paruh baya tengah berdiri melihat kehadiran kami.
"Himeko~chan"wanita itu segera menghampiri Hime dan langsung memeluknya.
"ne~baachan" jawab Hime membalas pelukan wanita itu.
"sudah kaa~chan bilang kan? jangan panggil Baa~chan, panggil Kaa~chan. Kau harus membiasakan diri Hime" Hime pun hanya bisa menurut, lalu duduk di sebelahnya. Tntu bersama dengan Yuto.
"Kaa~chan hanya ingin memberi tahu mu, kalau besok kau akan menikah dengan Yuto. Itu saja" Kaa~chan Yuto hanya tersenyum simpul.
"nani??" tanya Yuto dan Hime bersamaan.
"kaliaan kompak sekali. Kaa~chan semakin ingin menikahkan kalian berdua hari ini juga"
"demo,, aku dengan Yuto kan masih seklah??" tanya Hime mencoba megulur waktu pernikahannya. Hime, memang sudah mengetahui ini sejak ayah kandung nya meninggal.
*flash back*
Gadis kecil itu mempercepat langkahnya menuju lorong~lorong rumah sakit yang sepi. Sampai Gadis itu berada di sebuah ruangan yang terdengar suara isak tangis.
"oto~san,,, jangan pergi" teriak gadis itu sambil berlari menddekati sosok yang terbaring lemah itu. "daijobu, oto~san baik~baik saja. Hime jangan menangis" laki~laki itu mengusap lembut kepala Hime, dengan kasih sayang.
"Kami~sama, bagaimana ini?? detak jantung Tn.Kyomoto makin lemah. Cepat panggil dokter!!"teriak seorang wanita yang sudah dekat dengan Hime. Hime yang mendengar perkataanya semakin menangis.
"oto~saan. Hime mohon bertahan lah" isak Hime sambil menggenggam erat tangan to~chan nya itu.
"Hime~ berjanji lah. Kau akan menikah dengan Yuto. Oto~san akan selalu melihat mu dengan Yuto"seketika ruangan itu menjadi sepi, karna perkataan nya.
"demo~ Tidak mungkin oto~san dia yang menyebabkan mu seperti ini" Bentak Hime sambil menunjukan Jari telunjuk nya ke arah bocah lakii~laki yang seumur dengannya Nakajima Yuto.
"jangan membenci nya. Yuto tidak salah. Penuhi permintaan to~chan mu ini. wakatta??" suara itu semakin lemah. Hime hanya bisa mengangguk tanda setuju.
"bagus lah, oto~san bangga padamu Himeko"seketika matanya pun tertutup dengan senyuman untuk selamanya.
*flashback end*
Berada di rumah yang tidak asing bagi Himeko. Ia terkadang harus menghabiskan waktu nya di sini. Rumah besar milik Keluarga Nakajima-san. Himeko kini duduk termenung di belakang beranda rumah milik Yuto. "Apa yanng harus ku lakukan to~san? Aku membencinya. Dia yang membuatku kehilangan mu to~san. Aku benci padanya" gumam Hime lirih. Menyembunyikan wajahnya di antara lutut.
*Tap*Tap*
Terdengar suara langkah kaki mendekati Hime. Fuduk di samping gadis itu. "gomenasai,, ini semua salah ku" Himeko mulai mengalihkan pandangannya pada pemilik suara tersebut. "ya,, itu semua salah mu NAKAJIMA YUTO. Kalo saja kau mati tertabrak saat itu. Aku tidak akan menikah dengan mu. Dan Oto~san ku akan hidup sampai sekarang"Himeko mulai menangis tak karuan, memukul dada bidang yuto, yang ada di sampingnya. "gomenasai, hontou ni gomenasai. Ini semua memang salah ku. Maaf, seharusnya aku yang mati" Yuto memeluk Hime, untuk menenangkannya. "Ya, seharusnya Kau yang Mati Yuto. Kau... Bukan Oto-san ku" Hime masih memukul dada Yuto. Tangisannya semakin pecah. "Aku bisa menghentikan, pernikahan ini Hime" Yuto semakin mengeratkan pelukannya. "Iie, Jika aku membatalkannya Oto-san akan kecewa padaku" jawab Hime lemah, dan diam dalam pelukan Yuto. *Ryuu Home*
"Chinen, apa kau sudah dengar tentang besok??" tanya Ryu yang masih asyik memainkan play station nya.
"yah, pernikahan yuto"Chinen masih serius mengelus lembutnya hamster Ryu.
"Aku benar benar tidak mrnyangka mereka, akan menikah"
"yah, kau benar Ryu"
*D-Day*
Gadis yang sedang duduk, di ruang rias itu memandangi dirinya sendiri di cermin. Rambut terurai, Gaun putih yang Ia kenakan benar~benar membuatnya menjadi cantik.
Memandangi dirinya sendiri di dalam cermin.
"Kireii na~" gadis itu memuji penampilannya sendiri.
*Klek*
Suara pintu terbuka, memperlihatkan seorang wanita paruh baya mendekati gadis itu. "Hime-chan, Kireii_ne. Bersiaplah, 15 Menit lagi kau harus menuju altar. Yabu Jii-san, akan mendampingi mu" Hime, hanya mampu mengangguk kecil. "ah~ sekarng panggil kaa~chan. wakatta?"
"ne, wakatta Kaa-san" Hime tersenyum, Ketika Kaa-san Yuto meninggalkan'a. "Mungkin kah, suatu saat nanti aku bisa mencintai Yuto??? Bisakah itu to-san??" Pikiran itu yang selalu terngiang~ngiang dai pikiran Hime. Sampai suara langkah kaki, membuyarkan lamunannya. Membuat Hime memandanginya. "Kouta-Jii~san?" Yabu hanya tersenyum, mengulurkan tangannya. "Pernikahan, akan di mulai Himeko" Hime menggapai tangan Yabu, dan tersenyum.
*DENG*DENG*
Lonceng gereja berbunyi, menandakan pernikahan akan di mulai. Hime dan Yabu mulai melewati altar. Semua orang memandanginya, walaupun tidak semua orang di undang. Hanya teman terdekat. Chinen, Ryu, dan member Jump lain tentu nya. Sahabat Hime pun datang menyaksikan.
Hime melihat laki~laki tinggi menggunakan jas hitam mengulurkan tangannya. "Ayo Hime, Gapai tangan Yuto" Bisik Yabu, dan Hime mulai menggapai tangan itu.
"Nakajima Yuto, Apa kau bersedia menikah dengan Himeko Kyomoto? Dalam suka walaupun duka. Menjaganya untuk selamanya?" Tanya seorang pendeta itu pada yuto. "Ya, saya bersedia menjaganya dalam keadaan suka ataupun duka" Jawab Yuto dengan lancar. "Lalu, Himeko Kyomoto, apa kau bersedia menemani Nakajima Yuto, dalam suka dan duka selamanya?" Pendeta itu memandangi Hime, Yah Hime hanya terdiam. "a_ku" Ucap Hime gagap. Yuto menggenggam erat tangan Hime. "Aku bersedia" Hime, menghela nafas panjang. Akhirnya kata~kata yang sulit, tidak mau Ia Ucapkan keluar. Ketika Yuto menggemgam tangannya.
"Baiklah, Kau bisa mencium pengantinmu" Ucap sang pendeta dengan senyuman bahagianya itu. "oh~ Kussoo. Itu tidak mungkin. Ini pendeta minta di bunuh yah!" umpat Hime, dalam hati. Yuto hanya memandangi Hime, untuk meminta persetujuan. Hime membalas pandangan Yuto, lalu menggeleng. Seketika isi gereja sepi, tak terdengar apapun. Sampai terdengar suara langkah kaki yang mendekati pasangan pengantin itu. Yah, Morimoto Ryutaro. "lama amat, cuma cium ini" Ryu mendorong tubuh Yuto pada Hime. yah, Hingga nafas mereka bersatu. Sasaran Ryu memang tepat. Yuto, menempelkan bibirnya di bibir Hime. Ryutaro yang melihat itu hanya tepuk tangan, di ikuti oleh seisi gereja juga. Setelah 1 menit Yuto, dan Hime speechless. Akhirnya Yuto sadar, dan mendorong tubuh Hime pelan. Yang masih membatu. "Apa itu tadi" batin Hime mulai menayakan kejadian tadi. Tapi pikirannya buyar setelah melihat seluruh isi gereja tertawa, terutama Ryu yang tertawa puas. "ah~ Ryuutaaarrroooooo bakaerooooo" Teriak Yuto dan Hime bersamaan. Ryu semakin kencang tertawa melihat Hime dan Yuto. "Awas kau nanti"batin Yuto dan Hime di sertai seringaian aneh yang mencekam. Membuat ryu bergidik ngeri.
*after wedding party*
“Ryu baka,, seharusmya ciuman itu untuk Yamada-kun. Bukan untuk Yuto” Hime memukul ryu dengan keras. Yah, ciuman yang seharusnya untu yamada malah di ambil oleh yuto.
“eh,, siapa yamada?” Tanya ryuu di sela sela pukulannya.
“tentu cinta pertama ku yang tak bias di gantikan siapa pun tau” jawab hime ketus.
“lalu yuto??”
“entah lah” jawab hime ketus. Yuto yang mendengar perkataan istrinya itu benar benar membuatnya sakit.
“siapa itu YAMADA??????” Tanya Yuto dalam hati
Yuto masih mencerna, apa yang di katakan Hime.
"Ryosuke??? siapa itu??" Yuto terus menggumam kan
kaata~kata itu di pikirannya. Tanpa Yuto sadari, semua orang sudah pergi
meninggalkan area pesta sendiri. Kecuali Himeko, tentunya.
"Mau sampai kapan berdiri di sana yuto??" suara Himeko membuyarkan lamunan suami'a itu.
"ikou, ka~san menyuruh kita istirahat" Hime meninggalkan Yuto sendiri di tengah ruangan megah milik keluarga Nakajima, yang menjadi tempat pernikahan sakral mereka. Yuto pun hanya mengekori langkah Hime, yang ada di depannya.
.
.
.
.
.. "Yuto~san oyasuminasai" Hime mulai menarik selimut nya untuk tidur. Sementara Yuto, masih berdiri mematung. "Apa ini yang di namakan Malam Pertama,,??" tanya nya dalam hati.
"Hn_ oyasumi" Karna tidak ingin memikirkan hal aneh yuto pun segera tidur di sampig Hime. Walaupun jantungnya berdebar kencag. "tidak akan terjadi apapun Yuto. Aku hanya untuk Yamada" Hime bermonolog dalam hatinya, dan mencoba menutup matanya. "kusooo,, kenapa jantung ku bertak kencang seperti ini. Biasanya kalo deket Hime biasa aja. Tapi kenapa sekarang__ Arghhtt" Yuto mengacak rambutnya frustasi. Yah, memunggungi Hime, mencoba untuk tidur dengan cara berhitung "domba sampai 100" Dan itu berhasil.
******
Cahaya matahari mulai masuk melallui celah~ celah jendlela. Yang membuat Hime terbangun dari tidur nya. Hime mengerjapkan matanya, bahwa ini hanya lah mimpi. Tangan kekar milik Yuto memeluknya. Yang membuat Hime dalam dekapannya. Hangat, Nyaman. Itu lah yang di rasakan Hime. "matte,, ini bukan mimpi.. KYAAAAAA,, YUTO MENJAUH DARI KU" Teriak Hime, yang berhasil membuat Yuto jatuh tersungkur ke lantai, dan terbentur meja di sampingnya. "Ishh, ITTAAII, apa yang kau lakukkan hah??" bentak Yuto yang masih mengelus kepala nya itu. "harus nya aku yang nanya gitu. Baka" Hime membalas teriakan Yuto.
"memangnya apa yang aku lakuin tadi, HAH??" yuto masih mengelus kepalanya yang terlihat sedikit benjol itu.
"ish,, BAKAERO" jawab Hime datar, dan mulai turun dari ranjangnya, keluar kamar. Dan meninggalkan Yuto sendiri di kamar itu. "memangnya apa yang tadi aku lakuin? perasaan cuma tidur doang. Dasar Gadis kasar kau Hime" umpat Yuto yang mulai berdiri, dan turun dari kmar. Untuk sarapan dengan keluarganya. Semua keluarga Nakajima, sudah mulai berkumpul di ruang makan. Termasuk Himeko Nakajima. Sejak pernikahan Yuto dan Hime, Himeko mengubah marga nya menjadi Nakajima.
"Yuto,, cepat lah turun" Suara lembut dari Kaa-san Yuto, membuat Yuto mempercepat langkahnya menunju tempat untuk sarapan.
"duduklah" suara datar milik Oto-san Yuto, membuat Yuto langsung duduk di samping Hime. Setelah semuanya berkumpul, Keluarga Nakajima mulai menikmati makanan yang di hidangkan. "nii~chan, bagaimana malam pertama mu???" Suara Raiya mulai memecahkan keheningan, di meja makan itu.
"uhuuk_uhukkk_" Hime dan Yuto tersedak bersamaan.
"Apa maksud mu hah? tidak terjadi apa~apa" Bentak Yuto,menjitak adik kesayangannya itu.
"ittai nii-chan" Raiya mulai mengelus kepala nya itu.
"yah, tak terjadi apa pun Raiya"Hime tersenyum hambar
"gomen nee-chan. perkataan ku__" Belum sempat Raiya menyelesaikan kata~katanya itu. Hime tersenyum tulus, yang membuat Raiya terdiam. "daijobu"Hime mengelus lembut kepala Raiya, yang terkena jitakan Yuto tadi. Raiya Hanya mengangguk kecil.
"sudah,, habis kan makanan kalian" Suara lembut milik Mrs. Nakajima, mulai menghentika keributan. Akhirnya sarapan pagi keluarga Nakajima selesai.
******
Seperti biasa tempat favorit Hime, adalah beranda belakang rumah Yuto. Duduk sembari mempertanyakan nasib nya pada Kami-sama. "Apa salah ku Kami-sama?? Seharus nya Marga ku berubah nanti itu Yamada. Bukan Nakajima. Dari dulu, hanya nama Yamada Himeko lah yang aku tunggu sampai sekarang. Ryo~ di mana kau?? Aku merindukan mu" Ucap Hime lirihdan mulai menangis. Tanpa Ia sadari Yuto sudah ada di samping nya.
"YAMADA~KUN, AKU MERINDUKAN MU. KAU KEMANA RYO??" teriak Hime, sekencang~kencangnya. Tanpa menyadari kehaddiran suami nya itu. "Siapa Yamada itu Hime?" Suara Yuto mulai membuat Hime, melirik pada Yuto. "Yuto???? sejak kapan kau di sini??" tanya Hime kaget, dan mulai menghapus air matanya itu.
"Aku tanya Siapa itu YAMADA, Hime??" Tanya Yuto yang mulai menaikan sedkit oktafnya, dan penekanan pada kata~kata terakhirnya.
"Ano__ Baiklah Aku ceritakan" jawab Hime pasrah, Hime memang harus membagi kerinduannya itu. Salah satu cara nya, bercerita pada suami nya saat ini. Yuto pun hanya mengangguk, mulai serius. Dia tidak akan bercanda kali ini. Untuk mendengar cerita Himeko. Hime menghela nafas panjang, sebagai tanda bahwa Ia akan memulai cerita.
"Yamada Ryosuke, dia adalah cinta pertama ku. Sejak Oto-sama meninggal, Ryo lah yang selalu menghiburku. Membuat ku tertawa. Menghilangkan semua kesedihanku. Berada di dekatnya selalu membuatku tersenyum, nyaman. Hanya dengan Ryo, aku bisa menerima bahwa Oto-sama meninggalkan ku untuk selamanya. Ryo, dia segala nya untuk ku. Bersamanya aku merasa aman" Hime tersenyum mengigat kenangannya dengan Ryo.
Sementara Yuto, hanya mengangguk. Sebagai tanda bahwa Ia mengerti.
"Tapi, 2 bulan setelah Keluarga mu. Meminta ku untuk bersedia mengurus
semua keperluanku. Gara~gara perjanjian itu. Yamada Menghilang, sampai saat ini
aku belum bertemu Ryo lagi. Dia tidak menghubungi ku. Aku tau dia punya alasan
untuk itu. Aku yakin dia akan menjemputku lagi" Seketika raut wajah Hime,
seakan menahan tangis nya. "Mau sampai kapan berdiri di sana yuto??" suara Himeko membuyarkan lamunan suami'a itu.
"ikou, ka~san menyuruh kita istirahat" Hime meninggalkan Yuto sendiri di tengah ruangan megah milik keluarga Nakajima, yang menjadi tempat pernikahan sakral mereka. Yuto pun hanya mengekori langkah Hime, yang ada di depannya.
.
.
.
.
.. "Yuto~san oyasuminasai" Hime mulai menarik selimut nya untuk tidur. Sementara Yuto, masih berdiri mematung. "Apa ini yang di namakan Malam Pertama,,??" tanya nya dalam hati.
"Hn_ oyasumi" Karna tidak ingin memikirkan hal aneh yuto pun segera tidur di sampig Hime. Walaupun jantungnya berdebar kencag. "tidak akan terjadi apapun Yuto. Aku hanya untuk Yamada" Hime bermonolog dalam hatinya, dan mencoba menutup matanya. "kusooo,, kenapa jantung ku bertak kencang seperti ini. Biasanya kalo deket Hime biasa aja. Tapi kenapa sekarang__ Arghhtt" Yuto mengacak rambutnya frustasi. Yah, memunggungi Hime, mencoba untuk tidur dengan cara berhitung "domba sampai 100" Dan itu berhasil.
******
Cahaya matahari mulai masuk melallui celah~ celah jendlela. Yang membuat Hime terbangun dari tidur nya. Hime mengerjapkan matanya, bahwa ini hanya lah mimpi. Tangan kekar milik Yuto memeluknya. Yang membuat Hime dalam dekapannya. Hangat, Nyaman. Itu lah yang di rasakan Hime. "matte,, ini bukan mimpi.. KYAAAAAA,, YUTO MENJAUH DARI KU" Teriak Hime, yang berhasil membuat Yuto jatuh tersungkur ke lantai, dan terbentur meja di sampingnya. "Ishh, ITTAAII, apa yang kau lakukkan hah??" bentak Yuto yang masih mengelus kepala nya itu. "harus nya aku yang nanya gitu. Baka" Hime membalas teriakan Yuto.
"memangnya apa yang aku lakuin tadi, HAH??" yuto masih mengelus kepalanya yang terlihat sedikit benjol itu.
"ish,, BAKAERO" jawab Hime datar, dan mulai turun dari ranjangnya, keluar kamar. Dan meninggalkan Yuto sendiri di kamar itu. "memangnya apa yang tadi aku lakuin? perasaan cuma tidur doang. Dasar Gadis kasar kau Hime" umpat Yuto yang mulai berdiri, dan turun dari kmar. Untuk sarapan dengan keluarganya. Semua keluarga Nakajima, sudah mulai berkumpul di ruang makan. Termasuk Himeko Nakajima. Sejak pernikahan Yuto dan Hime, Himeko mengubah marga nya menjadi Nakajima.
"Yuto,, cepat lah turun" Suara lembut dari Kaa-san Yuto, membuat Yuto mempercepat langkahnya menunju tempat untuk sarapan.
"duduklah" suara datar milik Oto-san Yuto, membuat Yuto langsung duduk di samping Hime. Setelah semuanya berkumpul, Keluarga Nakajima mulai menikmati makanan yang di hidangkan. "nii~chan, bagaimana malam pertama mu???" Suara Raiya mulai memecahkan keheningan, di meja makan itu.
"uhuuk_uhukkk_" Hime dan Yuto tersedak bersamaan.
"Apa maksud mu hah? tidak terjadi apa~apa" Bentak Yuto,menjitak adik kesayangannya itu.
"ittai nii-chan" Raiya mulai mengelus kepala nya itu.
"yah, tak terjadi apa pun Raiya"Hime tersenyum hambar
"gomen nee-chan. perkataan ku__" Belum sempat Raiya menyelesaikan kata~katanya itu. Hime tersenyum tulus, yang membuat Raiya terdiam. "daijobu"Hime mengelus lembut kepala Raiya, yang terkena jitakan Yuto tadi. Raiya Hanya mengangguk kecil.
"sudah,, habis kan makanan kalian" Suara lembut milik Mrs. Nakajima, mulai menghentika keributan. Akhirnya sarapan pagi keluarga Nakajima selesai.
******
Seperti biasa tempat favorit Hime, adalah beranda belakang rumah Yuto. Duduk sembari mempertanyakan nasib nya pada Kami-sama. "Apa salah ku Kami-sama?? Seharus nya Marga ku berubah nanti itu Yamada. Bukan Nakajima. Dari dulu, hanya nama Yamada Himeko lah yang aku tunggu sampai sekarang. Ryo~ di mana kau?? Aku merindukan mu" Ucap Hime lirihdan mulai menangis. Tanpa Ia sadari Yuto sudah ada di samping nya.
"YAMADA~KUN, AKU MERINDUKAN MU. KAU KEMANA RYO??" teriak Hime, sekencang~kencangnya. Tanpa menyadari kehaddiran suami nya itu. "Siapa Yamada itu Hime?" Suara Yuto mulai membuat Hime, melirik pada Yuto. "Yuto???? sejak kapan kau di sini??" tanya Hime kaget, dan mulai menghapus air matanya itu.
"Aku tanya Siapa itu YAMADA, Hime??" Tanya Yuto yang mulai menaikan sedkit oktafnya, dan penekanan pada kata~kata terakhirnya.
"Ano__ Baiklah Aku ceritakan" jawab Hime pasrah, Hime memang harus membagi kerinduannya itu. Salah satu cara nya, bercerita pada suami nya saat ini. Yuto pun hanya mengangguk, mulai serius. Dia tidak akan bercanda kali ini. Untuk mendengar cerita Himeko. Hime menghela nafas panjang, sebagai tanda bahwa Ia akan memulai cerita.
"Yamada Ryosuke, dia adalah cinta pertama ku. Sejak Oto-sama meninggal, Ryo lah yang selalu menghiburku. Membuat ku tertawa. Menghilangkan semua kesedihanku. Berada di dekatnya selalu membuatku tersenyum, nyaman. Hanya dengan Ryo, aku bisa menerima bahwa Oto-sama meninggalkan ku untuk selamanya. Ryo, dia segala nya untuk ku. Bersamanya aku merasa aman" Hime tersenyum mengigat kenangannya dengan Ryo.
"JIKA KAU DENGANNYA BAGAIMANA DENGANKU?" Hati Yuto seakan sakit. Itu pikirannya saat ini.
*DRTTT, DRTTTT*
Keitai ungu Hime bergetar. Hime mengecek Keitainya. dan__
.
.
.
.
.
.
. Pesan dari Yamada Sawako. Adik dari Ryosuke.
From: Yamada Sawako
To : Himeko Kyomoto
Hime~chan, ini aku Yamada Ryosuke. Aku meminjam keitai adik ku. Ano_ bisa kita bertemu?? Aku menunggu mu di Taman dekat Tokyo tower. Ada yang ingin ku sampaikan. Aku merindukan mu Hime.
Ryosuke
Keitai ungu Hime bergetar. Hime mengecek Keitainya. dan__
.
.
.
.
.
.
. Pesan dari Yamada Sawako. Adik dari Ryosuke.
From: Yamada Sawako
To : Himeko Kyomoto
Hime~chan, ini aku Yamada Ryosuke. Aku meminjam keitai adik ku. Ano_ bisa kita bertemu?? Aku menunggu mu di Taman dekat Tokyo tower. Ada yang ingin ku sampaikan. Aku merindukan mu Hime.
Ryosuke
Seketika, jantung Hime serasa berhenti saat itu Juga. Yamada
Ryosuke, yang Ia tunggu akhirnya datang. Sementara Yuto masih bingung dengan
apa yang terjadi padanya.
"Yuto~kuuunnnn,, Ya_Yamada akhirnya menghubungi ku. Aku akan bertemu dengannya. tolong bilang pada Ka-san kalau aku pergi. Onegaishimasu" Hime mem bungkukkan badannya dan pergi meninggalkan Yuto. Untuk bertemu Yamada.
"AKAN KAH MEMILIHNYA, DARI PADA AKU HIMEKO???
"Ryo, kau bodoh.. Baka" Gumam Hime lirih, yang semakin mengeratkan
pelukannya. "Hime, Omedetou. Selamat atas pernikahan mu dengan Yuto.
Mungkin aku telat untuk menjemputmu lagi. Aku sangat menyesal" Refleks
Hime, langsung melepaskan pelukannya itu. "Iie, aku akan terus bersama mu
Ryo. Tidak dengan Yuto" Air mata mulai membasahi pipi Hime.
"Gomen" Hanya kata itu yang keluar dari bibir seorang Ryosuke.
"Iie, aku tidak akan menerima Yuto" Senyum menggembang di bibir
Ryosuke.
"Gomen, Hime. A_ Aku" sebelum Ryosuke meneruskan perkataannya. Hime memeluknya erat. "arigatou" Hanya kata itu yang terucap dari bibir Hime. Hime melepas pelukannya. Dan keluar dari Mobil Ryosuke.
Mempercepat langkah nya menuju rumah Nakajima.
.
.
.
.
. "Ryosuke, Baka. Mengapa kau menciumnya?? Mengapa kau tidak bisa mengendalikan perbuatanmu. Itu akan menyakiti nya nanti" Teriak Ryosuke di dalam mobil nya, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Untuk menghilangkan rasa bersalahnya.
.
.
.
.
. Yuto berdiri di depan pintu rumahnya. Sejak tadi sore, menunggu kepulangan istrinya. Gerbang rumah Nakajima bergeser. Meyakinkan Yuto, bahwa itu adalah istrinya. Dan ternyata dugaannya sama sekali tidak meleset. "Yuto~ kenapa kau di sini??" Tanya Hime, Istri yang di tunggu oleh pemuda jangkung itu, sedari tadi. "Tentu saja, aku menunggumu bodoh" Yuto melihat raut wajah Hime yang berbeda seperti biasanya "ah, gomen" Ucap Hime tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. "Hime?? kenapa wajahmu merah? Apa kau sakit?" Tanya Yuto yang mulai khawatir dengan keadaan istrinya. Yuto meletakan tangannya di kening Hime. "Tidak panas, tapi kenapa memerah??"tanya Yuto dalam hatinya.
"daijobu, aku tidak apa~apa Yuto. Ayo kita masuk" Hime melepaskan tangan Yuto. Dan mulai membuka pintu utama Rumah Nakajima. "matte" Yuto menarik pergelangan tangan Hime. Membuat Hime, menghentikan langkahnya. Dan membalikan badannya. "doshita?" tanya Hime heran. "apa yang kau lakukan tadi bersama Yamada itu. Tanya Yuto, dengan tatapan tajamnya. "kami hanya bermain di sekitar Tokyo tower, dan pergi ke Tokyo land. Kenapa?? Ada masalah dengan itu??" Tanya Hime dengan wajah innocent nya. "betsuni" Yuto pun segera melepas genggaman tangannya. Melangkahkan kaki nya untuk segera ke kamarnya. "ada apa dengannya??" tanya Hime yang tanpa sadar pintu sudah di tutup oleh Yuto. "kenapa dia meninggalkanku sendiri??" Hime pun segera masuk ke rumah Nakajima, dan pergi menuju kamarnya bersama Yuto. *Kleek*
Pintu kamar Yuto di buka oleh Hime. Ternyata Yuto sudah terbaring di tempat tidur dengan mata tertutup "Mungkin dia sudah tidur" pikir Hime. Hime pun segera beranjak ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. "Huah,, segarnya" Ucap Hime, dan bergegas tidur di samping Yuto. "oyasumi Yuto"
.
.
.
.
.
.
Malam kini sudah berganti dengan Pagi. Cahaya Matahari membuat Hime terbangun. dari tidur lelapnya. "loh, mana si jerapah Yuto??" tanya Hime, yang mencari sosok Yuto. Yang sudah tidak ada di kamarnya itu. Hime pun segera turun dari kamarnya. Dan bersiap untuk sekolah lagi. Hari senin yang menyebalkan menyabutnya.
.
.
.
.
"nee-san, ohayou" sapa Raiya yang sudah duduk manis di meja makan. "ohayou" sapa Hime dengan melangkahkan kaki nya untuk duduk di meja makan. Tentunya di samping suami nya. Keluarga Nakajima pun makan dengan tenang. Sampai anak pertama dari keluarganya itu, Nakajima Yuto. Sudah berdiri dari tempat duduknya. "aku sudah selesai Oka-san, Oto-san. Aku pergi" Ucap Yuto yang langsung pergi meninggalkan semuanya.
"ah, Yuto~ matte" Hime berdiri dan mulai pamit. "Oka-san, Oto-san, Raiya. Aku pergi" Hime pun segera menyusul Yuto. "Yuto, matte_yo" Ucap Hime dengan nafas terseggal~senggal. Karna mengejar suami nya. "nani??? Masuk lah. Jika kau tidak ingin telat" Jawab yuto ketus, dan mulai masuk ke mobil sport nya. Di ikuti dengan Hime. Keheningan menyelimuti mereka. Ketika mobil di pacu cepat oleh Yuto. "Ada apa dengannya?? Apa salahku?? Kenapa marah??" Itu lah yang ada di pikiran Hime.
*DRDRTTT, DDRRTT*
Keitai ungu milik Hime bergetar. Hime pun membuka keitainya
From: Yamada Ryosuke
To: Himeko Kyomoto
Sepulang sekolah Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu. Datanglah kembali ke Taman dekat Tokyo tower. Aku menunggu mu di sana Hime-chan
Ryosuke
Senyum mengembang di wajah Hime. Yang membuat Yuto semakin marah
"Aku akan mengikuti mu hari ini, Kemana pun" Batin Yuto, yang entah mengapa mempunyai perasaan buruk. Tentang apa yang terjadi dengan Hime.
.
.
.
.
.
.
Yuto pun segera pergi menuju mobilnya. Karna misi nya menguntit. Ia pun menunggu di mobil sport milik Ryu.
Yah, Ia sengaja bertukar mobil untuk hari ini dengan sahabatnya. Dengan alasan, Hime akan tau kalau Ia menguntit nya. Karna Hime sangat hafal dengan mobil milik Yuto.
Beberapa menit menunggu di depan gerbang. Akhirnya gadis yang Ia tunggu keluar dari gerbang. Hime terlihat langsung naik taksi. Itu membuat Yuto menyalakan mesin mobilnya. Dan mengikuti taksi tersebut.
*****
Tanpa di sadari Taksi itu pun berhenti, sesuai janji Hime dengan Yamada. Terlihat Hime yang langsung turun dari taksi. Dan menghampiri seorang pemuda di dekat taman itu.
Yuto ikut turun dari mobilnya, dan mengikuti Hime di belakang. Sesaat Hime bertemu dengan pemuda itu. Yuto menyempatkan diri untuk sembunyi di balik pohon.
"PERASAAN KU BENAR~BENAR TIDAK ENAK" gumam Yuto , yang sudah siap menajamkan pendengarannya.
"Yuto~kuuunnnn,, Ya_Yamada akhirnya menghubungi ku. Aku akan bertemu dengannya. tolong bilang pada Ka-san kalau aku pergi. Onegaishimasu" Hime mem bungkukkan badannya dan pergi meninggalkan Yuto. Untuk bertemu Yamada.
"AKAN KAH MEMILIHNYA, DARI PADA AKU HIMEKO???
Gadis itu terus berlari secepat mungkin. Di tengah keramaian
orang~orang yang tengah berlalu lalang. Gadis itu mencoba mencari sosok yang Ia
rindukan. Yamada Ryosuke. "Ryo, kau di mana??" Gadis itu terus
menggumamkan nama pemuda yang Ia rindukan.
"Hime-chan!!!!" Terdengar suara Pemuda meneriakan nama Gadis itu. Sang gadis yang bernamma Himeko mencoba melihat kesekitar. Untuk memastikan bahwa ada yang memanggilnya. Ia pun melihat sosok yang ia sangat rindukan selama bertahun tahun..
"Hime-chan!!!!" Terdengar suara Pemuda meneriakan nama Gadis itu. Sang gadis yang bernamma Himeko mencoba melihat kesekitar. Untuk memastikan bahwa ada yang memanggilnya. Ia pun melihat sosok yang ia sangat rindukan selama bertahun tahun..
“ ryoo,, aku merindukan mu” Hime berlari kea rah ryo dan
langsung memeluknya erat.
Walaupun Ia
tahu ini pasti akan menyakitkan Himeko. Gadis yang juga Ia cintai. "Gomen,
Mungkin aku tidak bisa mengatakan nya sekarang. Gomen Ka-san, Shina. Maafkan
aku, kali ini. Tapi aku pasti akan mengatakan hal ini pada Hime" Ucap
Ryosuke dalam Hati.
"Ryosuke!!!!" Teriak Hime, yang membuat Ryosuke sadar kembali. Ryosuke tersenyum, dan langsung menggenggam tangan Hime erat. "ikou, kita jalan~jalan di sekitar sini"Yamada menarik cepat tangan Hime. Hime yang aneh, dengan sikap Ryosuke. Terlihat senang. Nyata nya kali ini Ia tidak akan di tinggalkan lagi oleh Ryosuke.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Matahari nampaknya sudah di ganti menjadi bulan. Tanpa Ryosuke dan Himeko sadari tentunya.
"Hime~chan, ini sudah malam. Gomen aku tidak ingat waktu" Ryosuke membungkukan badannya seperti biasa. Ketika merasa bersalah Ryo selalu seperti itu. Walaupun terhadap pacarnya sendiri. “daijobu,,, ayo kita pulanng” hime menarik tangan ryosuke erat. Dan memasuki mobil sport milik rysouke. Hime mencoba membuka selft belt nya. Namun sepertinya terlihat sulit untuk di lepas. "Kau tidak bisa melepasnya?? Sini biar ku bantu" Ryo mulai mencoba membuka selft belt Hime itu. Jarak mereka semakin Sedikit. Yang membuat debaran jantung Hime tak karuan. "akhirnya lepas juga" Ryo melihat ke arah Hime, yang terlihat blushing. Ryo hanya tersenyum melihat rona merah di wajah Hime. Entah apa yang menghasut Ryosuke.
Ryosuke semakin mempersempit Jarak antara Hime, dan Ryo. Akhirnya bibir
mereka pun bertemu. Hime membelalakan Matanya kaget ketika Ryo menciumku.
Ryosuke, masih menutup matanya. Ciuman Hangat, dan mungkin untuk nya sebagai
permintaan maaf. "Ryosuke!!!!" Teriak Hime, yang membuat Ryosuke sadar kembali. Ryosuke tersenyum, dan langsung menggenggam tangan Hime erat. "ikou, kita jalan~jalan di sekitar sini"Yamada menarik cepat tangan Hime. Hime yang aneh, dengan sikap Ryosuke. Terlihat senang. Nyata nya kali ini Ia tidak akan di tinggalkan lagi oleh Ryosuke.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Matahari nampaknya sudah di ganti menjadi bulan. Tanpa Ryosuke dan Himeko sadari tentunya.
"Hime~chan, ini sudah malam. Gomen aku tidak ingat waktu" Ryosuke membungkukan badannya seperti biasa. Ketika merasa bersalah Ryo selalu seperti itu. Walaupun terhadap pacarnya sendiri. “daijobu,,, ayo kita pulanng” hime menarik tangan ryosuke erat. Dan memasuki mobil sport milik rysouke. Hime mencoba membuka selft belt nya. Namun sepertinya terlihat sulit untuk di lepas. "Kau tidak bisa melepasnya?? Sini biar ku bantu" Ryo mulai mencoba membuka selft belt Hime itu. Jarak mereka semakin Sedikit. Yang membuat debaran jantung Hime tak karuan. "akhirnya lepas juga" Ryo melihat ke arah Hime, yang terlihat blushing. Ryo hanya tersenyum melihat rona merah di wajah Hime. Entah apa yang menghasut Ryosuke.
"Gomen, Hime. A_ Aku" sebelum Ryosuke meneruskan perkataannya. Hime memeluknya erat. "arigatou" Hanya kata itu yang terucap dari bibir Hime. Hime melepas pelukannya. Dan keluar dari Mobil Ryosuke.
Mempercepat langkah nya menuju rumah Nakajima.
.
.
.
.
. "Ryosuke, Baka. Mengapa kau menciumnya?? Mengapa kau tidak bisa mengendalikan perbuatanmu. Itu akan menyakiti nya nanti" Teriak Ryosuke di dalam mobil nya, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Untuk menghilangkan rasa bersalahnya.
.
.
.
.
. Yuto berdiri di depan pintu rumahnya. Sejak tadi sore, menunggu kepulangan istrinya. Gerbang rumah Nakajima bergeser. Meyakinkan Yuto, bahwa itu adalah istrinya. Dan ternyata dugaannya sama sekali tidak meleset. "Yuto~ kenapa kau di sini??" Tanya Hime, Istri yang di tunggu oleh pemuda jangkung itu, sedari tadi. "Tentu saja, aku menunggumu bodoh" Yuto melihat raut wajah Hime yang berbeda seperti biasanya "ah, gomen" Ucap Hime tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. "Hime?? kenapa wajahmu merah? Apa kau sakit?" Tanya Yuto yang mulai khawatir dengan keadaan istrinya. Yuto meletakan tangannya di kening Hime. "Tidak panas, tapi kenapa memerah??"tanya Yuto dalam hatinya.
"daijobu, aku tidak apa~apa Yuto. Ayo kita masuk" Hime melepaskan tangan Yuto. Dan mulai membuka pintu utama Rumah Nakajima. "matte" Yuto menarik pergelangan tangan Hime. Membuat Hime, menghentikan langkahnya. Dan membalikan badannya. "doshita?" tanya Hime heran. "apa yang kau lakukan tadi bersama Yamada itu. Tanya Yuto, dengan tatapan tajamnya. "kami hanya bermain di sekitar Tokyo tower, dan pergi ke Tokyo land. Kenapa?? Ada masalah dengan itu??" Tanya Hime dengan wajah innocent nya. "betsuni" Yuto pun segera melepas genggaman tangannya. Melangkahkan kaki nya untuk segera ke kamarnya. "ada apa dengannya??" tanya Hime yang tanpa sadar pintu sudah di tutup oleh Yuto. "kenapa dia meninggalkanku sendiri??" Hime pun segera masuk ke rumah Nakajima, dan pergi menuju kamarnya bersama Yuto. *Kleek*
Pintu kamar Yuto di buka oleh Hime. Ternyata Yuto sudah terbaring di tempat tidur dengan mata tertutup "Mungkin dia sudah tidur" pikir Hime. Hime pun segera beranjak ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. "Huah,, segarnya" Ucap Hime, dan bergegas tidur di samping Yuto. "oyasumi Yuto"
.
.
.
.
.
.
Malam kini sudah berganti dengan Pagi. Cahaya Matahari membuat Hime terbangun. dari tidur lelapnya. "loh, mana si jerapah Yuto??" tanya Hime, yang mencari sosok Yuto. Yang sudah tidak ada di kamarnya itu. Hime pun segera turun dari kamarnya. Dan bersiap untuk sekolah lagi. Hari senin yang menyebalkan menyabutnya.
.
.
.
.
"nee-san, ohayou" sapa Raiya yang sudah duduk manis di meja makan. "ohayou" sapa Hime dengan melangkahkan kaki nya untuk duduk di meja makan. Tentunya di samping suami nya. Keluarga Nakajima pun makan dengan tenang. Sampai anak pertama dari keluarganya itu, Nakajima Yuto. Sudah berdiri dari tempat duduknya. "aku sudah selesai Oka-san, Oto-san. Aku pergi" Ucap Yuto yang langsung pergi meninggalkan semuanya.
"ah, Yuto~ matte" Hime berdiri dan mulai pamit. "Oka-san, Oto-san, Raiya. Aku pergi" Hime pun segera menyusul Yuto. "Yuto, matte_yo" Ucap Hime dengan nafas terseggal~senggal. Karna mengejar suami nya. "nani??? Masuk lah. Jika kau tidak ingin telat" Jawab yuto ketus, dan mulai masuk ke mobil sport nya. Di ikuti dengan Hime. Keheningan menyelimuti mereka. Ketika mobil di pacu cepat oleh Yuto. "Ada apa dengannya?? Apa salahku?? Kenapa marah??" Itu lah yang ada di pikiran Hime.
*DRDRTTT, DDRRTT*
Keitai ungu milik Hime bergetar. Hime pun membuka keitainya
From: Yamada Ryosuke
To: Himeko Kyomoto
Sepulang sekolah Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu. Datanglah kembali ke Taman dekat Tokyo tower. Aku menunggu mu di sana Hime-chan
Ryosuke
Senyum mengembang di wajah Hime. Yang membuat Yuto semakin marah
"Aku akan mengikuti mu hari ini, Kemana pun" Batin Yuto, yang entah mengapa mempunyai perasaan buruk. Tentang apa yang terjadi dengan Hime.
Laki~laki jangkung itu turun dari mobilnya. Di ikuti oleh
gadis yang sedari tadi tersenyum sendiri. "Sampai kapan kau mau tersenyum
seperti itu hah?? seperti orang gila saja" laki~laki jangkung itu
membalikan badanya untuk melihat orang yang sedari tadi mengikutinya dengan
tersenyum. "Apa urusan mu Yuto??? terserah aku dong, kau gak bisa mengatur
ku NAKAJIMA" gadis itu setengah berteriak pada lelaki jangkung yang
bernaama yuto itu. Karna Ia
sadar. Kali ini Ia ada di koridor sekolah. Yang menjadi bahan perbincangan
seluruh sekolah, karna mereka telah menikah. "ANYTHING YOU WANT,
HIME" Yuto segera pergi meninggalkan gadis yang sudah menjadi istrinya
itu. Dengan perasaan kesal Yuto masuk ke kelas nya. Yuto pun duduk di
bangkunya. "shiitt" Yuto membanting tas nya ke meja. Tanpa menyadari
sahabatnya yang sedari tadi memperhatikan tingkahnya itu. "doshita?? kau
punya masalah???" Tanya Ryuu yang sudah duduk di bangkunya sedari tadi.
"ne~ cerita lah pada kami. Jika kau punya masalah" Chinen angkat
bicara, dan mengalihkan pandangannya pada yuto
"nandemonai,, aku tak punya masalah" Yuto melirik
ke dua sahabatnya itu. "pasti kau punya masalah dengan Hime,, iya kan???"
tebak Chinen yang membuat Yuto melebarkan matanya. Dan memberikan death glare
gratis. "chigau yo" Yuto mulai menaikan beberapa oktaf suaranya, yang
membuat Chinen bergidik ngeri. "Ryuu,, lebih baik kita lanjutan diskusi
kita yang tertunda" Chii segera menarik langsung tangan Ryu, yang membuat
pemuda kawaii itu langsung duduk di bangku, tempat Chii duduk.
"AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN, KAU DEKAT DENGAN NYA" gumam Yuto dalam hatinya, yang merutuki istrinya Hime, yang berhasil membuat mood nya dari kemarin sampai sekarang memburuk.
.
.
.
"ohayou minna" teriakan yang sangat Yuto kenal menggelegar sampai ke seluruh penjuru kelas. Gadis yang berhasil membuat 100% mood nya buruk, baru saja sampai kelas.
"AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN, KAU DEKAT DENGAN NYA" gumam Yuto dalam hatinya, yang merutuki istrinya Hime, yang berhasil membuat mood nya dari kemarin sampai sekarang memburuk.
.
.
.
"ohayou minna" teriakan yang sangat Yuto kenal menggelegar sampai ke seluruh penjuru kelas. Gadis yang berhasil membuat 100% mood nya buruk, baru saja sampai kelas.
"ohayou Hime," sapa Akira, yang langsung saja
menarik tangan Hime. Untuk duduk di bangkunya.
"eh?? doshita??" tanya Hime penasaran, karna di tarik seperti itu. "bagaimana dengan Yuto?? Kau pasti semakin dekat dengannya kan?? Apalagi setelah mengalami malam pertamamu" tanya Akira, sahabat Hime. Yang menatapnya dengan tatapan mengintrogasi.
"tidak ada yang terjadi. Aku Hanya UNTUK YAMADA" Kata Hime, setengah berteriak. yang membuat orang yang memperhatikannya dari belakang. Semakin geram.
"kusoooo,, SELALU SAJA YAMADA" geram Yuto yang sudah mengepalkan tangannya, ketika mendengar teriakan Hime itu.
"Baka,, Yuto lebih baik dari Ryosuke. Yang meninggalkanmu Hime. Seharusnya kau lihat Yuto" Ujar Akira mencoba menasehati Hime. Supaya Ia melupakan Ryosuke. Karna Hime sendiri sudah menikah dengan Yuto.
"kau benar Akira-chan. Aku lebih baik dari si Yamada itu" Yuto yang mendengar perkataan Akira Tersenyum bangga.
"eh?? doshita??" tanya Hime penasaran, karna di tarik seperti itu. "bagaimana dengan Yuto?? Kau pasti semakin dekat dengannya kan?? Apalagi setelah mengalami malam pertamamu" tanya Akira, sahabat Hime. Yang menatapnya dengan tatapan mengintrogasi.
"tidak ada yang terjadi. Aku Hanya UNTUK YAMADA" Kata Hime, setengah berteriak. yang membuat orang yang memperhatikannya dari belakang. Semakin geram.
"kusoooo,, SELALU SAJA YAMADA" geram Yuto yang sudah mengepalkan tangannya, ketika mendengar teriakan Hime itu.
"Baka,, Yuto lebih baik dari Ryosuke. Yang meninggalkanmu Hime. Seharusnya kau lihat Yuto" Ujar Akira mencoba menasehati Hime. Supaya Ia melupakan Ryosuke. Karna Hime sendiri sudah menikah dengan Yuto.
"kau benar Akira-chan. Aku lebih baik dari si Yamada itu" Yuto yang mendengar perkataan Akira Tersenyum bangga.
"TIDAK,, AKU HANYA UNTUK YAMADA RYOSUKE" Hime
menatap tajam Akira, supaya Ia mengerti bagaimana penting nya Ryosuke. Yuto
yang mendengar itu semakin geram. "yuto, jangan dengarkan perkataan istri
mu itu" Ryu tiba~tiba membalikan badannya. Untuk melihat ke arah sahabat
nya itu. Yuto hanya tersenyum hambar mendengar perkataan salah satu temannya.
"terserah kau saja Hime" ucap Akira pasrah, karna Hime tidak mau
mendengarkan nasehatnya.
** SKIP TIME***
Bel pulang berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran telah usai. "Yutoo,, kau pulang saja duluan, aku ada urusan penting" Hime mendekat ke arah Yuto yang sedang membereskan peralatan sekolahnya.
"Hn_ " Yuto berdehem. "dan aku akan mengikuti mu" tambah Yuto dalam hati. Yuto pun segera keluar dari kelas. Dan bersiap menguntit Hime.
** SKIP TIME***
Bel pulang berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran telah usai. "Yutoo,, kau pulang saja duluan, aku ada urusan penting" Hime mendekat ke arah Yuto yang sedang membereskan peralatan sekolahnya.
"Hn_ " Yuto berdehem. "dan aku akan mengikuti mu" tambah Yuto dalam hati. Yuto pun segera keluar dari kelas. Dan bersiap menguntit Hime.
.
.
.
.
.
.
Yuto pun segera pergi menuju mobilnya. Karna misi nya menguntit. Ia pun menunggu di mobil sport milik Ryu.
Yah, Ia sengaja bertukar mobil untuk hari ini dengan sahabatnya. Dengan alasan, Hime akan tau kalau Ia menguntit nya. Karna Hime sangat hafal dengan mobil milik Yuto.
Beberapa menit menunggu di depan gerbang. Akhirnya gadis yang Ia tunggu keluar dari gerbang. Hime terlihat langsung naik taksi. Itu membuat Yuto menyalakan mesin mobilnya. Dan mengikuti taksi tersebut.
*****
Tanpa di sadari Taksi itu pun berhenti, sesuai janji Hime dengan Yamada. Terlihat Hime yang langsung turun dari taksi. Dan menghampiri seorang pemuda di dekat taman itu.
Yuto ikut turun dari mobilnya, dan mengikuti Hime di belakang. Sesaat Hime bertemu dengan pemuda itu. Yuto menyempatkan diri untuk sembunyi di balik pohon.
"PERASAAN KU BENAR~BENAR TIDAK ENAK" gumam Yuto , yang sudah siap menajamkan pendengarannya.
"Hime-chan,,," Pemuda itu berteriak memanggil
Hime. "ah,, Ryo-kun" Hime segera mendekati sosok itu. Setelah jarak
mereka dekat. Ryosuke, mulai membuka pembicaran. "Hime, ada yang ingin ku
bicarakan dengan mu" Ryo tersenyum miris, menatap intens milik Hime.
"un_ kau mau membicarakan apa Ryo??" tanya Hime, penasaran.
"a_ano, sebenarnya. 1 Minggu lagi, aku akan menikah dengan Shina Makoto"
*DEG*
Perkataan Ryosuke, seperti tajam. Yang menancap pada jantung Hime. Detik itu juga.
"itu_ tidak mungkin" sanggah Hime memotong perkataan Ryo. Ryosuke, menggenggam erat bahu Hime. Sangat erat. Menatap tajam matanya. Yang mulai terlihat tetesan air mata yang melesat di ekor mata milik Hime.
"setelah kau pergi, meninggalkan ku. Oka-san ku memutuskan untuk menjodohkan ku dengan Shina. Aku sangat tidak setuju dengan perjodohan ini. Tapi Oka-san ku memaksa. Yang membuatku menuruti permintaannya Gomenasai. Hontou ni gomen ne~" Ryosuke mendekap Hime dalam pelukannya. Hime masih menangiS, ketika mendengar penjelasan yang keluar dari bibir Ryosuke. Yuto hanya terpaku mendengar pembicaraan mereka. di balik pohon.
"a_ano, sebenarnya. 1 Minggu lagi, aku akan menikah dengan Shina Makoto"
*DEG*
Perkataan Ryosuke, seperti tajam. Yang menancap pada jantung Hime. Detik itu juga.
"itu_ tidak mungkin" sanggah Hime memotong perkataan Ryo. Ryosuke, menggenggam erat bahu Hime. Sangat erat. Menatap tajam matanya. Yang mulai terlihat tetesan air mata yang melesat di ekor mata milik Hime.
"setelah kau pergi, meninggalkan ku. Oka-san ku memutuskan untuk menjodohkan ku dengan Shina. Aku sangat tidak setuju dengan perjodohan ini. Tapi Oka-san ku memaksa. Yang membuatku menuruti permintaannya Gomenasai. Hontou ni gomen ne~" Ryosuke mendekap Hime dalam pelukannya. Hime masih menangiS, ketika mendengar penjelasan yang keluar dari bibir Ryosuke. Yuto hanya terpaku mendengar pembicaraan mereka. di balik pohon.
"Kau Jahat Ryo.. Kau jahat... Menyuruhku untuk menunggu
mu. Dan sekarang kau datang, lalu mengatakan kau akan pergi lagi
meninggalkanku. Kau Kejam Ryo.. Seharusnya kau tidak datang. Dan memberikan
harapan kosong mu itu padaku Ryo, hiks, hiks, kau jahat" Hime menangis
memukul dada bidang milik Ryosuke. SEmentara Ryosuke, mengeratkan pelukannya.
Tapi pelukannya itu tak bertahan lama. Ketika
.
.
.
.
.
"Ryo, ikou" Seorang gadis, yang seumur dengan Ryosuke datang menghampiri Ryosuke yang masih memeluk Hime. Yang membuat Ryosuke, melepaskan pelukannya.
"dare???" Tanya Hime yang masih menggenggam tangan Ryo, seaakan penjelasan tadi belum jelas.
"akU calon istri YAMADA RYOSUKE. ATASHI SHINA MAKOTO DESU" BAgaikan petir yang langsung menyambar tubuh Hime. Hime langsung lemas. Melihat Ryo di seret oleh gadis itu. "Gomen ne~ Hime- chan. Daisuki. Aku tetap menganggapmu cinta pertama ku" bisik Ryo, sebelum meninggalkan Hime bersama tunangannya itu.
.
.
.
.
.
"Ryo, ikou" Seorang gadis, yang seumur dengan Ryosuke datang menghampiri Ryosuke yang masih memeluk Hime. Yang membuat Ryosuke, melepaskan pelukannya.
"dare???" Tanya Hime yang masih menggenggam tangan Ryo, seaakan penjelasan tadi belum jelas.
"akU calon istri YAMADA RYOSUKE. ATASHI SHINA MAKOTO DESU" BAgaikan petir yang langsung menyambar tubuh Hime. Hime langsung lemas. Melihat Ryo di seret oleh gadis itu. "Gomen ne~ Hime- chan. Daisuki. Aku tetap menganggapmu cinta pertama ku" bisik Ryo, sebelum meninggalkan Hime bersama tunangannya itu.
“benar benar jahat si yamada itu. Berani sekali membuat
istriku menangis” Yuto langsung berlari mendekati hime. Dan mendekapnya erat.
“gomen hime,,, aku membiarkan mu menangis “ Hime yang tiba
tiba di peluk seperti itu akhirnya mengeratkan pelukannya pada yuto.
“maaf,, yutoo… maaf. Seharusnya aku sadar bahwa kau lebih
baik darinya. Arigatou untuk semua kebaikan mu. Maaf aku selalu marah padamu
yuto” hime mengeratkan pelukannya. Di barengi dengan isak tangisnya.
“daijobu,, aku akan selalu di samping mu selamanya. Hime.. “
yuto mengeratkan pelukannya, tanpa peduli dengan orang orang yang memperhatikan
kegiatan mereka berdua.














