Jumat, 26 Juli 2013

Memories | MinRen FF| Nuest Fanfic


Title : Memories
Rate: T
Genre: Drama, hurt(?) gak yakin -_-
Disclamair: Bukan milik aku charanya. Tapi REN udh sah punya aku (?) wkwk
Summary: kesalahan terbesar Hwang Minhyun. Dan semua kenangan indah dari Choi Minki untuknya. Satu satunya namja yang Ia cintai(summarry gk nyambung)
Pair: Minhyun X Ren
WARNING: BOYS LOVE,TYPOOOO BANYAK GAK AKU EDIT ;’( GAK NYAMBUNG, OOC DLL
A/N: di buat ketika lagi galau oleh AKU;___; dan ini di dedikasikan untuk dia. Maaff yah, maaf ;___; aku yang salah ;__;
Astia Morichan present~
MinRen Fanfict~
DONT LIKE DONT READ
DONT BASH IF YA DONT LIKE IT
DONT COPY WITHOUT PERMISSION~
HAPPY READING ^^
.
.
.
Namja cantik itu berlari-lari kecil. Hari ini tepat tanggal 14 adalah peringatan ke 4 tahun bersama namjachingunya. Ah, jangan salah. Sekarang hubungan seperti ini sudah di sah kan oleh pemerintahan yang ada di Korea. Sekarang namja cantik itu- Ren tengah terengah-engah, mencoba menstabilkan nafasnya. Mata cantiknya itu kini tengah mencari sosok yang paling Ia kenal.
“Aishh,, aku kira aku terlambat. Ternyata dia belum datang” Namja cantik itu- Ren mulai mengerucutkan bibirnya. Membuat seseorang yang entah sejak kapan berdiri di belakang Ren itu terkekeh pelan. Menyadari ada seseorang di belakangnya, Ren dengan cepat membalikan tubuhnya. Dan menatap tajam seorang namja yang sangat tampan, yang kini tengah tersenyum sambil melebarkan lengannya.
“Kau terlambat Minhyuniie” Ren kembali mengerucutkan bibir kissablenya.

“Kau yang terlambat baby, aku sudah sejak tadi menunggumu” Minhyun dengan cepat menarik Ren kedalam pelukannya. Tanpa memperdulikan tatapan aneh semua pejalan kaki yang lewat disana.
“Happy 4th anniversarry for us. Aku harap kita bisa bersama selamanya” Ren tersenyum mendengar ucapan namja kini tengah memeluknya dengan sangat erat.
“Aku juga sangat berharap kita akan selalu bersama selamanya” Ren semakin mengeratkan pelukannya, seakan takut namja itu akan pergi. Sebenarnya Ren sangat tidak yakin akan ucapannya. ‘bersama selama dengan namja yang ia cintai ini’ Bagaikan sebuah mimpi yang tidak akan terwujud.

Minhyun melepaskan pelukannya, tersenyum gembira sambil menggenggam tangan Ren erat.
“Ayo kita rayakan hari ini” Ren hanya mengangguk dan tersenyum. Sungguh Ia sangat mencintai namja kini sedang menggenggam erat tangannya. Demi apapun Ia sangat menyangi namja itu, dan tidak ingin kehilangan namja ini.
 ’Untuk hari ini biarkan aku tersenyum bersamanya, sebelum akhirnya dia akan membenciku’

Minhyun dan Ren menghabiskan waktu mereka di taman bermain yang sudah terkenal di Seoul. Mungkin hari ini akan menjadi kenangan terindah yang dapat dikenang olehnya, dan tidak untuk Minhyun.
“Ayo kita naik itu, chagi. Langit malam Seoul akan terlihat sangat indah jika kita lihat dari atas” Minhyun menunjuk bianglala disana.
“Kajja, aku juga ingin melihat itu dengan mu” Ren menarik tangan Minhyun untuk segera naik ke bianglala itu. Mereka kini sudah berada didalamnya, sambil tetap memandang ke bawah. Ah, pemandangan disini sungguh sangat indah.

“Mingie-ah, Lihat aku” Minhyun berbisik pelan. Membuat Ren dengan cepat menatap namja itu.
“Waeyo, hm?” Minhyun menggerakan tangannya ke wajah Ren. Mengelus pipi namja cantik itu. Ren hanya mengerjap bingung menatap Minhyun.

“Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu” Dengan perlahan, Minhyun mendekatkan wajahnya. Mempersempit jaraknya dengan Ren. Sampai hembusan nafas Minhyun yang hangat menerpa wajah Ren. Ren memejamkan matanya. Selanjutnya Ia tahu apa yang akan terjadi. Minhyun mempertemukan bibirnya dengan bibir kissable Ren. Bibir Ren yang terasa manis, membuat Minhyun ingin melakukan lebih. Minhyun mulai melumatnya lembut seakan takut jika Ren tidak menyukainya. Ren tersenyum disela-sela ciumannya. Ia mengalungkan lengannya pada leher Minhyun. Dan mulai membalas lumatan lumatan kecil yang diberikan oleh Minhyun. Minhyun mengeratkan pelukannya pada pinggang Ren dan memperdalam ciuman mereka.
‘Mungkin ini akan menjadi ciuman terakhirku bersama Minhyun’

.
.
.
Setelah kencan terakhir itu, Ren mengnonaktifkan semuanya. Membuat Minhyun bingung tak karuan. Sungguh Ia sangat khawatir pada namja itu. Sudah 5 hari Ia susah dihubungi.
“Aishhh” Minhyun mengacak-acak rambutnya frustasi. Sungguh Ia sangat merindukan Ren.

“Waeyo? Kau uring uringan seperti orang gila”Tanya Baekho menatap Minhyun yang terlihat kacau.

“Ren, dia menghilang. Sudah 5 hari aku tak bertemu dengannya”

“Pergi saja kerumahnya” Ucap Baekho santai sambil menyesap ekspresso miliknya.

“Rumah itu sudah kosong. Dia pergi tanpa memberitahuku”

“Kau tunggu saja, aku yakin dia akan kembali lagi” Baekho tersenyum miris menatap Minhyun. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa Ia tahu dimana Ren berada. Baekho sudah berjanji pada namja cantik itu agar tidak memberitahu Minhyun.

“Ya hyung, aku akan menunggunya” Tatapan Minhyun kosong, seakan Ia sudah kehilangan warna dalam hidupnya. Mata onyxnya hanya tertuju pada benda canggih yang ada dihadapannya. Yah, I-phone berwarna putih miliknya dengan wallpaper dirinya dan Ren.

‘Dreeettttt Dreettttt

I-phone putih itu bergetar menampilkan ID Caller ‘Baby Mingie’ Minhyun yang sadar bahwa Ren menghubunginya dengan segera mengangkat I-phone itu.

“Yoboseoyo, baby kamu dimana eoh?” Suara Minhyun bergetar, sungguh Ia benar-benar merindukan namja cantiknya itu.
“Minhyun-ah, a-aku rasa aku harus pergi. Maafkan aku, maaf. Aku tidak bisa meneruskan hubungan ini maaf” Suara disebrang sana terdengar seperti menahan tangis.
“Apa? Kau bilang apa, eoh? Kata kan bahwa kau sedang bercanda Choi Minki!!!”
“A-Aku sedang tidak bercanda. Maaf” Dan sambungan telfon itu pun terputus.

“Kau tidak bisa meninggalkanku Ren” Minhyun membanting benda canggih itu, sampai hancur.
“Aragghhhhh, Hyungg beritahu aku bahwa ini semua tidak nyata!!!” Teriak Minhyun pada Baekho yang memang sedari tadi diam mendengarkan pembicaraan mereka. Baekho mendekat kearah Minhyun. Memeluk namja itu yang kini tengah meraung-raung sambil menangis memanggil nama kekasihnya itu.
“Tenanglah, Ren pasti mempunyai alasan tertentu” ujar baekho menenangkan Minhyun.

*Ren Side*
“hiksss,, Minhyuniee maaff. Maafkan aku. Sungguh aku mencintaimu. Sangat mencintaimmu” Ren kini tengah duduk sambil memeluk lututnya sendiri. Menangis sejadi jadinya di ruangan putih ini.
“hiksss,, maaff. Ini adalah cara supaya kau membenciku dan supaya kau melupakan aku ketika aku benar-benar sudah menghilang di dunia ini. Maaff aku mencintaimu Hwang Minhyun” Dan selanjutnya hanya terdengar isakan tangis yang panjang di ruangan pasien itu.
‘Di kehidupan selanjutnya, aku pasti akan berjumpa dengan mu lagi, dan kembali mencintaimu’

.
.
.
Sinar matahari itu masuk melalui jendela. Membuat Ren mengerjapkan matanya untuk membiasakan diri dengan sinar matahari itu. Ren membuka matanya dan kembali terduduk di ranjang itu.
“Hari ini mungkin adalah hari terakhirku berada di dunia. Aku hanya berharap semoga kau akan selalu baik-baik saja, dan menemukan seseorang yang lebih baik dariku Minhyunie” Ren tersenyum miris mengingat nasibnya. Ah, tidak Ren ingin tersenyum senang disaat-saat kematian akan menjemputnya.

*Ceklek*

Pintu itu terbuka. Ren tersenyum ketika menyadari orangtuanya datang.
“Eomma, Apppaa” ucap Ren lirih. Pasangan paruh baya itu lalu memeluk putra kesayangannya.
“Eommaa, Appaa saranghae” Ren mengeratkan pelukannya pada sang Eomma. Sementara sang Appa hanya bisa mengusap rambut blonde putranya itu,
“Nado saranghae chagi, percayalah kau akan sembuh ne. Jangan menyerah. Eomma dan Appa sudah menyiapkan jantung terbaik untuk mu” Nyonya Choi mengeratkan pelukannya, sungguh Ia tidak mau jika putra yang disayanginya pergi untuk selamanya. Ia rela mengorbakan semua hartanya asalkan putranya akan sembuh.
“Ne, Eomma Appa. Ren pasti akan sembuh. jangan menangis Eomma, Appa” Ren mengusap air mata Eommanya.
“Ne chagi, Eomma tidak mennagis. Lebih baik kau cepat bersiap. Sebentar lagi operasi transplantasi jantungmu akan dilakukan” Nyonya Choi melepaskan pelukannya.

“Ne, Eomma”

.
.
.
*Minhyun Side*

Braakkkk

Pintu itu dibuka dengan sangat keras oleh Baekho. Baekho melangkah cepat mendekati Minhyun yang masih berbaring di ranjangnya.

“Ya!! Minhyun-ah, cepat bangun” Baekho menarik selimut tebal yang menutupi tubuh namja tampan itu.

“Aishhh, waee? Kenapa kau membangunkanku pagi-pagi sekali?” Minhyun berdecak kesal, dan memberikan tatapan membunuhnya pada Baekho.

“Ini tentang Ren, bodoh!! Dia menjalani operasi transplantasi jantung hari ini” Dan seketika itu juga dunia serasa berhenti. Minhyun mengepalkan tangannya, menahan semua emosi yang meluap-luap. Sungguh Ia kecewa pada Ren karena tidak memberitahunya tentang hal ini.

“Kau pasti bohong, kemarin saja dia baik-baik saja ketika memutuskan hubungannya denganku. Dan ren tidak mempunyai penyakit apapun. Dia Sehat!!” Minhyun memalingkan wajahnya, Ia sangat enggan untuk menatap Baekho. Pasti Baekho hanya ingin menjahilinya saja.

“Dia memutuskanmu terlebih dahulu supaya nanti kau tidak khawatir. Demi Tuhan Hwang Minhyun sekarang dia tengah melawan kematian. Astagaa” Baekho menarik Minhyun supaya bangun dari tempat tidur yang nyaman itu.
“Operasi sudah dimulai sejak 3 jam yang lalu. Dan Ren disana mungkin membutuhkanmu. Kau akan menyesal jika tidak datang!! Seoul International Hospital !! aku pergi” Baekho melepaskan Minhyun dan mulai pergi menjauh untuk cepat-cepat pergi ke rumah sakit.

“Dia pasti hanya bercanda” Dan Minhyun melakukan kesalahan terbesar. Ia kembali menyamankan posisinya untuk tidur.

.
.

Lorong rumah sakit itu terlihat sangat sepi.  Hanya ada 3 orang yang ada disana. Di luar ruangan operasi. Berharap orang yang kini tengah melawan kematian akan bisa bergabung dengan mereka. Nyonya Choi memeluk erat suaminya sambil menangis dan berdoa bahwa putra mereka baik-baik saja. Dan Baekho hanya terduduk menatap lampu yang masih berwarna merah menandakan bahwa operasi itu belum selesai. Baekho berdoa semoga Ren disana baik-baik saja.

Sudah hampir 5 jam operasi itu berjalan. Dan kini lampu itu berawarna hijau, menandakan bahwa operasi itu telah selesai. Lalu namja berperawakan tinggi memakai setelan jas dokter itu menatap sedih dan penuh rasa bersalah pada orangtua Ren dan Baekho.
“Maaf, kami sudah melakukan semuanya sebaik mungkin. Tapi operasi itu gagal. Putra anda tidak bisa menerima jantung itu untuk memompa darahnya. Maafkan kami” Dokter itu membungkuk dan kemudian meninggalkan orang-orang yang ada disana. Semua menangis, termasuk Baekho.
Baekho mengambil ponselnya untuk menghubungi Minhyun.

“Ne, wae?” Suara Minhyun disana terdengar biasa saja

“Aku ingin memberitahukanmu kabar buruk. Ren sudah tidak ada lagi. Jika kau masih ingin menemuinya untuk terakhir kalinya, kau bisa datang ke rumah sakit” setelah menyampaikan hal itu, Baekho langsung menutup sambungannya dan kembali menangis. Baginya Ren itu sudah seperti adik kandungnya sendiri.

Sementara Minhyun berdiri membatu. Dunia seakan berhenti berputar lagi. Yang ada di pikirannya sekarang hanya Ren. Apa semua ini benar? Sungguh Ia berharap ini semua mimpi. Dengan cepat Minnhyun mengambil kunci mobilnya dan melaju dengan kecepatan di atas rata-rata untuk bertemu dengan Ren di rumah sakit itu.

.
.
.
Kini Minhyun sudah ada di sebuah ruangan putih, ruangan yang disana terdapat namja cantik yang dicintainya tengah tertidur dengan pulas.

Minhyun berdiri terbatu, menatap wajah tenang yang ada di hadapannya.
“Dia baik-baik saja. Dia hanya sedang tertidur. Aku yakin dia akan bangun nanti Baekho”Minhyun mengelus pipi Ren dan mulai menciumnya. “Lihat dia hanya tidur. Dia hanya kecapean. Chagi, bangun lah. Perlihatkan pada mereka bahwa kau masih akan terus berada disampingku selamanya” Minhyun menggenggam tangan Ren dan mulai mengecupnya. Tangan itu dingin tidak hangat seperti dulu ketika Ia menggengam tangan mungil itu. Ingat tentang kebersamaanya dengan Ren berkelibat seperti kilatan film di kepalanya.

“Minhyun, sudahlah. Dia sudah tidak ada lagi” Suara Baekho seolah tidak terdengar. Minhyun masih saja memeluk Ren.
“Maafkan aku, aku menyesal. Seandainya aku bisa menemanimu di saat-saat terakhir kau pergi. Sungguh aku mencintaimu Choi Minki. Maafkan aku, jangan tinggalkan aku Ren-ah. Aku mohon. Bangunlah chagi” Dan minhyun menangis sekencang-kencangnya.

“Minhyun ini ada surat yang dititipkan Ren untukmu” Dan Baekho meninggalkan surat itu di tangan Minhyun. Tangan Minhyun bergetar membuka surat itu dengan perlahan.

Dear Minhyunie

Jika kau membuka surat ini, maka aku sudah tidak berada di dunia ini lagi Minhyun. Aku sangat bahagia bisa bersamamu selama ini Minhyun. Sungguh aku sangat mencintaimu teramat sangat mencintaimu. Aku bahagia bisa bersamamu sangat bahagia. Maaf jika aku terkadang membuatmu kesal. Sungguh aku sangat menyanyangimu. Berjanjilah padaku bahwa kau akan baik-baik saja ketika aku pergi. Kau harus sehat Minhyunie. Akan sangat memalukan jika kau sakit. Heheh ^^
Aku mencintaimu ^^ kau harus bisa menemukan seseorang yang lebih baik dari aku ^^ terimakasih untuk semuanya. Saranghae Hwang Minhyun ^^

Ren


Minhyun kembali menangis  menatap surat itu. Tangisnya menggema di seluruh lorong rumah sakit ini.
‘Berbahagialah tanpaku’

END

Oke jangan timpuk aku plisss.. pliss aku buat ini pas lagi galau sambil mewek. Astagaa. Oke abaikan -_- jangan lupa Review yah ^^ gomawo ^^
MIND TO REAVIEW?

Memories | MinRen FF| Nuest Fanfic


Title : Memories
Rate: T
Genre: Drama, hurt(?) gak yakin -_-
Disclamair: Bukan milik aku charanya. Tapi REN udh sah punya aku (?) wkwk
Summary: kesalahan terbesar Hwang Minhyun. Dan semua kenangan indah dari Choi Minki untuknya. Satu satunya namja yang Ia cintai(summarry gk nyambung)
Pair: Minhyun X Ren
WARNING: BOYS LOVE,TYPOOOO BANYAK GAK AKU EDIT ;’( GAK NYAMBUNG, OOC DLL
A/N: di buat ketika lagi galau oleh AKU;___; dan ini di dedikasikan untuk dia. Maaff yah, maaf ;___; aku yang salah ;__;
Astia Morichan present~
MinRen Fanfict~
DONT LIKE DONT READ
DONT BASH IF YA DONT LIKE IT
DONT COPY WITHOUT PERMISSION~
HAPPY READING ^^
.
.
.
Namja cantik itu berlari-lari kecil. Hari ini tepat tanggal 14 adalah peringatan ke 4 tahun bersama namjachingunya. Ah, jangan salah. Sekarang hubungan seperti ini sudah di sah kan oleh pemerintahan yang ada di Korea. Sekarang namja cantik itu- Ren tengah terengah-engah, mencoba menstabilkan nafasnya. Mata cantiknya itu kini tengah mencari sosok yang paling Ia kenal.
“Aishh,, aku kira aku terlambat. Ternyata dia belum datang” Namja cantik itu- Ren mulai mengerucutkan bibirnya. Membuat seseorang yang entah sejak kapan berdiri di belakang Ren itu terkekeh pelan. Menyadari ada seseorang di belakangnya, Ren dengan cepat membalikan tubuhnya. Dan menatap tajam seorang namja yang sangat tampan, yang kini tengah tersenyum sambil melebarkan lengannya.
“Kau terlambat Minhyuniie” Ren kembali mengerucutkan bibir kissablenya.

“Kau yang terlambat baby, aku sudah sejak tadi menunggumu” Minhyun dengan cepat menarik Ren kedalam pelukannya. Tanpa memperdulikan tatapan aneh semua pejalan kaki yang lewat disana.
“Happy 4th anniversarry for us. Aku harap kita bisa bersama selamanya” Ren tersenyum mendengar ucapan namja kini tengah memeluknya dengan sangat erat.
“Aku juga sangat berharap kita akan selalu bersama selamanya” Ren semakin mengeratkan pelukannya, seakan takut namja itu akan pergi. Sebenarnya Ren sangat tidak yakin akan ucapannya. ‘bersama selama dengan namja yang ia cintai ini’ Bagaikan sebuah mimpi yang tidak akan terwujud.

Minhyun melepaskan pelukannya, tersenyum gembira sambil menggenggam tangan Ren erat.
“Ayo kita rayakan hari ini” Ren hanya mengangguk dan tersenyum. Sungguh Ia sangat mencintai namja kini sedang menggenggam erat tangannya. Demi apapun Ia sangat menyangi namja itu, dan tidak ingin kehilangan namja ini.
 ’Untuk hari ini biarkan aku tersenyum bersamanya, sebelum akhirnya dia akan membenciku’

Minhyun dan Ren menghabiskan waktu mereka di taman bermain yang sudah terkenal di Seoul. Mungkin hari ini akan menjadi kenangan terindah yang dapat dikenang olehnya, dan tidak untuk Minhyun.
“Ayo kita naik itu, chagi. Langit malam Seoul akan terlihat sangat indah jika kita lihat dari atas” Minhyun menunjuk bianglala disana.
“Kajja, aku juga ingin melihat itu dengan mu” Ren menarik tangan Minhyun untuk segera naik ke bianglala itu. Mereka kini sudah berada didalamnya, sambil tetap memandang ke bawah. Ah, pemandangan disini sungguh sangat indah.

“Mingie-ah, Lihat aku” Minhyun berbisik pelan. Membuat Ren dengan cepat menatap namja itu.
“Waeyo, hm?” Minhyun menggerakan tangannya ke wajah Ren. Mengelus pipi namja cantik itu. Ren hanya mengerjap bingung menatap Minhyun.

“Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu” Dengan perlahan, Minhyun mendekatkan wajahnya. Mempersempit jaraknya dengan Ren. Sampai hembusan nafas Minhyun yang hangat menerpa wajah Ren. Ren memejamkan matanya. Selanjutnya Ia tahu apa yang akan terjadi. Minhyun mempertemukan bibirnya dengan bibir kissable Ren. Bibir Ren yang terasa manis, membuat Minhyun ingin melakukan lebih. Minhyun mulai melumatnya lembut seakan takut jika Ren tidak menyukainya. Ren tersenyum disela-sela ciumannya. Ia mengalungkan lengannya pada leher Minhyun. Dan mulai membalas lumatan lumatan kecil yang diberikan oleh Minhyun. Minhyun mengeratkan pelukannya pada pinggang Ren dan memperdalam ciuman mereka.
‘Mungkin ini akan menjadi ciuman terakhirku bersama Minhyun’

.
.
.
Setelah kencan terakhir itu, Ren mengnonaktifkan semuanya. Membuat Minhyun bingung tak karuan. Sungguh Ia sangat khawatir pada namja itu. Sudah 5 hari Ia susah dihubungi.
“Aishhh” Minhyun mengacak-acak rambutnya frustasi. Sungguh Ia sangat merindukan Ren.

“Waeyo? Kau uring uringan seperti orang gila”Tanya Baekho menatap Minhyun yang terlihat kacau.

“Ren, dia menghilang. Sudah 5 hari aku tak bertemu dengannya”

“Pergi saja kerumahnya” Ucap Baekho santai sambil menyesap ekspresso miliknya.

“Rumah itu sudah kosong. Dia pergi tanpa memberitahuku”

“Kau tunggu saja, aku yakin dia akan kembali lagi” Baekho tersenyum miris menatap Minhyun. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa Ia tahu dimana Ren berada. Baekho sudah berjanji pada namja cantik itu agar tidak memberitahu Minhyun.

“Ya hyung, aku akan menunggunya” Tatapan Minhyun kosong, seakan Ia sudah kehilangan warna dalam hidupnya. Mata onyxnya hanya tertuju pada benda canggih yang ada dihadapannya. Yah, I-phone berwarna putih miliknya dengan wallpaper dirinya dan Ren.

‘Dreeettttt Dreettttt

I-phone putih itu bergetar menampilkan ID Caller ‘Baby Mingie’ Minhyun yang sadar bahwa Ren menghubunginya dengan segera mengangkat I-phone itu.

“Yoboseoyo, baby kamu dimana eoh?” Suara Minhyun bergetar, sungguh Ia benar-benar merindukan namja cantiknya itu.
“Minhyun-ah, a-aku rasa aku harus pergi. Maafkan aku, maaf. Aku tidak bisa meneruskan hubungan ini maaf” Suara disebrang sana terdengar seperti menahan tangis.
“Apa? Kau bilang apa, eoh? Kata kan bahwa kau sedang bercanda Choi Minki!!!”
“A-Aku sedang tidak bercanda. Maaf” Dan sambungan telfon itu pun terputus.

“Kau tidak bisa meninggalkanku Ren” Minhyun membanting benda canggih itu, sampai hancur.
“Aragghhhhh, Hyungg beritahu aku bahwa ini semua tidak nyata!!!” Teriak Minhyun pada Baekho yang memang sedari tadi diam mendengarkan pembicaraan mereka. Baekho mendekat kearah Minhyun. Memeluk namja itu yang kini tengah meraung-raung sambil menangis memanggil nama kekasihnya itu.
“Tenanglah, Ren pasti mempunyai alasan tertentu” ujar baekho menenangkan Minhyun.

*Ren Side*
“hiksss,, Minhyuniee maaff. Maafkan aku. Sungguh aku mencintaimu. Sangat mencintaimmu” Ren kini tengah duduk sambil memeluk lututnya sendiri. Menangis sejadi jadinya di ruangan putih ini.
“hiksss,, maaff. Ini adalah cara supaya kau membenciku dan supaya kau melupakan aku ketika aku benar-benar sudah menghilang di dunia ini. Maaff aku mencintaimu Hwang Minhyun” Dan selanjutnya hanya terdengar isakan tangis yang panjang di ruangan pasien itu.
‘Di kehidupan selanjutnya, aku pasti akan berjumpa dengan mu lagi, dan kembali mencintaimu’

.
.
.
Sinar matahari itu masuk melalui jendela. Membuat Ren mengerjapkan matanya untuk membiasakan diri dengan sinar matahari itu. Ren membuka matanya dan kembali terduduk di ranjang itu.
“Hari ini mungkin adalah hari terakhirku berada di dunia. Aku hanya berharap semoga kau akan selalu baik-baik saja, dan menemukan seseorang yang lebih baik dariku Minhyunie” Ren tersenyum miris mengingat nasibnya. Ah, tidak Ren ingin tersenyum senang disaat-saat kematian akan menjemputnya.

*Ceklek*

Pintu itu terbuka. Ren tersenyum ketika menyadari orangtuanya datang.
“Eomma, Apppaa” ucap Ren lirih. Pasangan paruh baya itu lalu memeluk putra kesayangannya.
“Eommaa, Appaa saranghae” Ren mengeratkan pelukannya pada sang Eomma. Sementara sang Appa hanya bisa mengusap rambut blonde putranya itu,
“Nado saranghae chagi, percayalah kau akan sembuh ne. Jangan menyerah. Eomma dan Appa sudah menyiapkan jantung terbaik untuk mu” Nyonya Choi mengeratkan pelukannya, sungguh Ia tidak mau jika putra yang disayanginya pergi untuk selamanya. Ia rela mengorbakan semua hartanya asalkan putranya akan sembuh.
“Ne, Eomma Appa. Ren pasti akan sembuh. jangan menangis Eomma, Appa” Ren mengusap air mata Eommanya.
“Ne chagi, Eomma tidak mennagis. Lebih baik kau cepat bersiap. Sebentar lagi operasi transplantasi jantungmu akan dilakukan” Nyonya Choi melepaskan pelukannya.

“Ne, Eomma”

.
.
.
*Minhyun Side*

Braakkkk

Pintu itu dibuka dengan sangat keras oleh Baekho. Baekho melangkah cepat mendekati Minhyun yang masih berbaring di ranjangnya.

“Ya!! Minhyun-ah, cepat bangun” Baekho menarik selimut tebal yang menutupi tubuh namja tampan itu.

“Aishhh, waee? Kenapa kau membangunkanku pagi-pagi sekali?” Minhyun berdecak kesal, dan memberikan tatapan membunuhnya pada Baekho.

“Ini tentang Ren, bodoh!! Dia menjalani operasi transplantasi jantung hari ini” Dan seketika itu juga dunia serasa berhenti. Minhyun mengepalkan tangannya, menahan semua emosi yang meluap-luap. Sungguh Ia kecewa pada Ren karena tidak memberitahunya tentang hal ini.

“Kau pasti bohong, kemarin saja dia baik-baik saja ketika memutuskan hubungannya denganku. Dan ren tidak mempunyai penyakit apapun. Dia Sehat!!” Minhyun memalingkan wajahnya, Ia sangat enggan untuk menatap Baekho. Pasti Baekho hanya ingin menjahilinya saja.

“Dia memutuskanmu terlebih dahulu supaya nanti kau tidak khawatir. Demi Tuhan Hwang Minhyun sekarang dia tengah melawan kematian. Astagaa” Baekho menarik Minhyun supaya bangun dari tempat tidur yang nyaman itu.
“Operasi sudah dimulai sejak 3 jam yang lalu. Dan Ren disana mungkin membutuhkanmu. Kau akan menyesal jika tidak datang!! Seoul International Hospital !! aku pergi” Baekho melepaskan Minhyun dan mulai pergi menjauh untuk cepat-cepat pergi ke rumah sakit.

“Dia pasti hanya bercanda” Dan Minhyun melakukan kesalahan terbesar. Ia kembali menyamankan posisinya untuk tidur.

.
.

Lorong rumah sakit itu terlihat sangat sepi.  Hanya ada 3 orang yang ada disana. Di luar ruangan operasi. Berharap orang yang kini tengah melawan kematian akan bisa bergabung dengan mereka. Nyonya Choi memeluk erat suaminya sambil menangis dan berdoa bahwa putra mereka baik-baik saja. Dan Baekho hanya terduduk menatap lampu yang masih berwarna merah menandakan bahwa operasi itu belum selesai. Baekho berdoa semoga Ren disana baik-baik saja.

Sudah hampir 5 jam operasi itu berjalan. Dan kini lampu itu berawarna hijau, menandakan bahwa operasi itu telah selesai. Lalu namja berperawakan tinggi memakai setelan jas dokter itu menatap sedih dan penuh rasa bersalah pada orangtua Ren dan Baekho.
“Maaf, kami sudah melakukan semuanya sebaik mungkin. Tapi operasi itu gagal. Putra anda tidak bisa menerima jantung itu untuk memompa darahnya. Maafkan kami” Dokter itu membungkuk dan kemudian meninggalkan orang-orang yang ada disana. Semua menangis, termasuk Baekho.
Baekho mengambil ponselnya untuk menghubungi Minhyun.

“Ne, wae?” Suara Minhyun disana terdengar biasa saja

“Aku ingin memberitahukanmu kabar buruk. Ren sudah tidak ada lagi. Jika kau masih ingin menemuinya untuk terakhir kalinya, kau bisa datang ke rumah sakit” setelah menyampaikan hal itu, Baekho langsung menutup sambungannya dan kembali menangis. Baginya Ren itu sudah seperti adik kandungnya sendiri.

Sementara Minhyun berdiri membatu. Dunia seakan berhenti berputar lagi. Yang ada di pikirannya sekarang hanya Ren. Apa semua ini benar? Sungguh Ia berharap ini semua mimpi. Dengan cepat Minnhyun mengambil kunci mobilnya dan melaju dengan kecepatan di atas rata-rata untuk bertemu dengan Ren di rumah sakit itu.

.
.
.
Kini Minhyun sudah ada di sebuah ruangan putih, ruangan yang disana terdapat namja cantik yang dicintainya tengah tertidur dengan pulas.

Minhyun berdiri terbatu, menatap wajah tenang yang ada di hadapannya.
“Dia baik-baik saja. Dia hanya sedang tertidur. Aku yakin dia akan bangun nanti Baekho”Minhyun mengelus pipi Ren dan mulai menciumnya. “Lihat dia hanya tidur. Dia hanya kecapean. Chagi, bangun lah. Perlihatkan pada mereka bahwa kau masih akan terus berada disampingku selamanya” Minhyun menggenggam tangan Ren dan mulai mengecupnya. Tangan itu dingin tidak hangat seperti dulu ketika Ia menggengam tangan mungil itu. Ingat tentang kebersamaanya dengan Ren berkelibat seperti kilatan film di kepalanya.

“Minhyun, sudahlah. Dia sudah tidak ada lagi” Suara Baekho seolah tidak terdengar. Minhyun masih saja memeluk Ren.
“Maafkan aku, aku menyesal. Seandainya aku bisa menemanimu di saat-saat terakhir kau pergi. Sungguh aku mencintaimu Choi Minki. Maafkan aku, jangan tinggalkan aku Ren-ah. Aku mohon. Bangunlah chagi” Dan minhyun menangis sekencang-kencangnya.

“Minhyun ini ada surat yang dititipkan Ren untukmu” Dan Baekho meninggalkan surat itu di tangan Minhyun. Tangan Minhyun bergetar membuka surat itu dengan perlahan.

Dear Minhyunie

Jika kau membuka surat ini, maka aku sudah tidak berada di dunia ini lagi Minhyun. Aku sangat bahagia bisa bersamamu selama ini Minhyun. Sungguh aku sangat mencintaimu teramat sangat mencintaimu. Aku bahagia bisa bersamamu sangat bahagia. Maaf jika aku terkadang membuatmu kesal. Sungguh aku sangat menyanyangimu. Berjanjilah padaku bahwa kau akan baik-baik saja ketika aku pergi. Kau harus sehat Minhyunie. Akan sangat memalukan jika kau sakit. Heheh ^^
Aku mencintaimu ^^ kau harus bisa menemukan seseorang yang lebih baik dari aku ^^ terimakasih untuk semuanya. Saranghae Hwang Minhyun ^^

Ren


Minhyun kembali menangis  menatap surat itu. Tangisnya menggema di seluruh lorong rumah sakit ini.
‘Berbahagialah tanpaku’

END

Oke jangan timpuk aku plisss.. pliss aku buat ini pas lagi galau sambil mewek. Astagaa. Oke abaikan -_- jangan lupa Review yah ^^ gomawo ^^
MIND TO REAVIEW?

Sabtu, 09 Februari 2013

Galauan

Gak tau yah ini teh lagi galau gara2 len, adoh gua galau gara choi minki. kenapa ren itu harus ganteng. okeh gua tau ren itu cantik, tapi kata gua mah yah dia itu ganteng banget. bikin gua melting, entah kenapa gua makin cinta sama namja yg mukanya ultimate uke gitu. adohh gua cinta sama ren. choi minki gua yakin, suatu saat nanti kita bakal ketemu :* love you beb.

dan ini gua galau gegara rp lg masa -,- njirr,, gua gak suka kalo masalah rp kebawa rl kaya gini, ngenes,,, gua benci kaya gitu. plisss gua gk mau terikat sama kapel2an. di rp gua cuma penpunya temen doang, gak mau yang kayagitu. dan gua mah yah mending one night stand di dm aje, soalnya kalo ada kapel ribet gak bisa bebas, dan akhirnya ke bawa rl. itulah yang gua kaga suka,, huehhmm,, makanya gua cuma pengen ngefly doang di rp. kaga mau ribet, gua pengen cari sahabat aja disana ;_;

Sabtu, 02 Februari 2013

Promise U| KyuMIn FF| Yaoi|OS


Title: Promise To Marry U
Author: Astia Morichan
Rate : T
Genre: Romance, Fluff, Drama
Lenght: One Shoot

Summarry: Janji masa kecil seorang Cho Kyuhyun kepada Lee Sungmin yang selalu menemaninya. Kyuhyun berjanji akan menikah dengan Sungmin di masa ketika Ia dewasa nanti. Akankah pernikahan itu terwujud?/sequel pure of love/

Disclameir: KyuMin itu saling memiliki selamanya. Kyuhyun milik Sungmin, dan Sungmin milik Kyuhyun. Maka dari itu saya tak dapat memilki Kyuhyun (?)

Warning: Typo’s, YAOI, NO SIDERS , Abal, Ooc, Gaje, garing, dll

Pair: Kyuhyun X Sungmin

Cast :  Cho Kyuhyun
Lee Sungmin
And other cast

A/N: this Fanfic is dedicated for Cho Kyuhyun. Happy Birthday Kyuhyun Oppa..  FF ini sedikit terispirasi kembali akibat junjou romantica bagian Nowaki ._.  Tulisan di ITALIC itu FLASHBACK yah !! juga yang di italic blod itu isi hati Kyuhyun ^^
saengilCukahae, Otanjobi Omedetou for Cho Kyuhyun. \(´`)/

Happy Reading

KyuMin Is Real

enJOY !!!
.
.
.
.
.

“Kyunie, apa yang kau tulis?” Seorang anak laki-laki yang sangat manis itu- Sungmin mengadahkan kepalanya melihat teman yang seumuran dengannya kini tengah sibuk dengan bukunya. Kini mereka tengah berada di sebuah bukit yang ada di belakang sekolah.

“Hanya sebuah kata-kata” ucap anak laki-laki yang berparas tampan itu –Cho  Kyuhyun tanpa menatap Sungmin.

“Aishh,, kau mengacuhkan ku lagi” Sungmin mempoutkan bibirnya kesal, yang terlihat sangat lucu di mata Kyuhyun.

“Aku tak bermaksud seperti itu Minnie-ah” Kyuhyun menutup bukunya, dan menatap Sungmin dengan tatapan yang seolah selalu membuat Sungmin terjerat dalam obsidian itu. Sampai terdengar suara yang membuat Kyuhyun langsung  menindih tubuh Sungmin agar bersembunyi di bawah semak-semak.

“Tuan Muda Cho ! Tuan Muda Cho kau di mana? Tuan Muda Cho !”


Brukkkk

“Aishh,, waeyo? Kenapa sembunyi?” bisik sungmin sangat pelan di telinga Kyuhyun.  Sungguh Sungmin sangat kaget ketika Kyuhyun menindih tubuhnya agar tidak terlihat oleh seseorang yang seperti berpakaian seperti Bodyguard yang kini memanggil Kyuhyun.

“pssstt,, diamlah. Aku akan menjelaskannya nanti” Balas Kyuhyun dengan berbisik di telinga Sungmin.

‘Dia benar-benar tampan. Wajahnya putih, bagaikan malaikat. Aku baru kali ini melihat wajahnya sedekat ini’ ucap Sungmin dalam hati mengagumi ketampanan Kyuhyun, yang memang jarak mereka sangat dekat.

“Tuan Muda Cho ! Tuan Muda Cho ! aish,, bisa gawat jika aku tidak menemukannya” Pria dewasa yang berpakaian seperti bodyguard itu terus berteriak memanggil Kyuhyun, dan kemudian Pria itu segera pergi meninggalkan Bukit. Membuat Kyuhyun mengehmbuskan nafas lega.

“Huahh,, siapa dia Kyu? Kenapa mencarimu? Dan kenapa dia tahu tempat ini?” Sungmin segera mendudukan dirinya. Entah kenapa jika dekat dengan Kyuhyun Ia selalu menjadi gugup.

“Dia pesuruh Appaku, mungkin dia tahu tempat ini karena ini adalah rumahku” Kyuhyun  kembali mendudukan dirinya di bawah pohon. Menyenderkan tubuhnya di pohon yang cukup rindang itu.

“eh?? Rumahmu?”

“Uhm,,  tempat ini adalah rumahku  Minnie-ah” Kyuhyun kembali membuka bukunya, dan mulai menuliskan sesuatu di buku itu.

“Arraseo, uhmm,, Kyunie aku pulang ne. Ini sudah sore” Sungmin membereskan bukunya yang berserakan di hamparan rumput, dan mulai memasukannya ke dalam tas.

“ne, kau pulanglah”

“Tak ingin ikut denganku ? kau bisa tinggal di rumahku kalau mau” Sungmin kembali menatap Kyuhyun. Berharap Kyuhyun bisa ikut ke rumahnya. Sungguh Ia tidak mungkin tega jika harus membiarkan Kyuhyun sendirian di bukit belakang sekolah  ini. Apalagi hari sudah hampir malam.

“Eh? Bolehkah?”

“ne, tentu saja boleh Kyunie”
.
.
.
.

“Eomma, Aku pulang” Seorang anak laki-laki itu berteriak kencang ketika Ia baru saja masuk ke dalam rumahnya , menggandeng seseorang di sampingnya. Dan langsung di sambut oleh seorang wanita paruh baya yang sangat cantik.

“Kau sudah pulang Miniie-ah? Dari mana saja ? ibu mencemaskanmu” raut wajah wanita itu terlihat sangat khawatir. Sudah sejak dua jam yang lalu Ia menunggu putranya pulang.

“Mianhae Eomma,  Aku tidak menghubungimu. Tadi aku terlalu asyik bermain dengan Kyunie. Kenalkan eomma, dia temanku Cho Kyuhyun” Anak laki-laki itu –Sungmin, memperkenalkan seseorang anak laki-laki yang seumuran dengannya, yang sedari tadi ada di sampingnya. Kyuhyun langsung membungkukkan badannya. Sebagai rasa hormat pada Eomma Sungmin.

“Annyeonghaseyo, Cho Kyuhyu Imnida”

“Aigoo,, Minnie-ah, temanmu tampan sekali. Kenapa kau baru membawanya ke sini??” Eomma Sungmin berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan Kyuhyun. Menatap lekat wajah tampan Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum mendengar pujian dari Eomma Sungmin.

“Ah iya, Eomma bolehkah Kyuhyun menginap malam ini? Ia bilang ingin menginap di rumahku” Sungmin menatap Eommanya penuh harap.

“Ne, Kyunie boleh menginap disini. Kalau begitu kalian mandilah. Eomma sudah menyiapkan makanan untuk kalian” Eomma Sungmin lalu berdiri, dan pergi meninggalkan KyuMin.

“Benarkah aku boleh menginap?” Tanya Kyuhyun setelah Eomma Sungmin pergi meninggalkan mereka.

“Tentu saja boleh, kau jangan sungkan Kyunie” Sungmin tersenyum senang, dan segera menarik tangan Kyuhyun untuk ke kamarnya.
.
.
.
“Gamshamnida, telah mengizinkanku menginap” Kyuhyun membungkukan tubuhnya, sebagai rasa terimakasih kepada Eomma Sungmin.

“Ne, Kyunie. Sekarang kau istirahatlah” Eomma Sungmiin tersenyum senang ketika melihat Kyuhyun keluar dari kamar mandi dengan setelan baju piyama milik Sungmin.

“Gamshamnida” Kyuhyun sekali lagi membungkukan badannya, dan mulai meninggalkan Eomma Sungmin, dan Sungmin di sana.

“Untung saja piyamamu cukup untuknya Minnie”

“tentu saja, karna Eomma waktu itu membelinya kebesaran” Sungmin membasuh mulutnya dengan air. Ia baru saja selesai sikat gigi.

“Hahah , kau benar. Ah-iya, Minnie-ah kau harus berteman baik dengannya. Kyuhyun itu anak baik”

“ne, arraseo Eomma”

.
.
.
CEKLEKKK

Sungmin membuka pintu kamarnya perlahan. Dilihatnya kini, Kyuhyun tengah asyik berbaring di atas futon (kasur lipat) sambil membaca buku yang ada di rak buku Sungmin. Sungmin dengan perlahan mendekati Kyuhyun, dan mulai berbaring di futon miliknya.

“Aku kira kau sudah tidur” Sungmin membuka percakapannya dengan Kyuhyun.

“Ahni, aku menunggumu Ming” Kyuhyun masih saja membaca bukunya, tanpa melihat ke arah Sungmin.

“Ya !! lihat aku jika aku bicara denganmu Kyu !”

“Hmm, Arraseo” Kyuhyun pun dengan cepat menutup bukunya dan mulai melihat ke arah Sungmin yang tengah berbaring di sampingnya, yang kini tengah mengerucutkan bibirnya.

“Nah, begitu lebih baik” Sungmin tersenyum senang, ketika Kyuhyun menatapnya.

“Hmm- Minnie-ah, aku minta maaf karena merepotkan keluargamu” Kyuhyun menundukan kepalanya. Sungguh Ia sangat jarang merasakan kehangatan sebuah keluarga seperti ini. Orang tuanya tak pernah ada di rumah. Sibuk dengan pekerjaan mereka yang ada di luar negeri.  Membuat Kyuhyun selalu sendirian, dan hanya di temani oleh pelayan rumahnya.

“Aniya, kau sama sekali tak merepotkan Kyu. Aku senang kau menginap di rumahku”

“Gomawo, Minnie-ah aku janji jika kita sudah besar nanti, aku akan menjadi pacarmu”  entah kenapa Kyuhyun mengucapkan hal itu. Ia benar-benar sudah jatuh cinta pada Sungmin yang selalu menemaninya setiap saat.

“Eh?? Kau bilang apa??”  Sungmin membelalakan matanya tidak percaya ketika Kyuhyun mengucapkan kata-kata sakral itu.

“kau dan aku setelah besar nanti akan menikah, aku akan mewujudkan janji itu” Kyuhyun menatap Sungmin dengan onyx nya. Mata onyx Kyuhyun benar-benar selalu membuat Sungmin seperti terhipnotis.

“Mwo?? Kita ini namja Kyu, tidak mungkin menikah” Sungmin memalingkan wajahnya, tak ingin menatap Kyuhyun. Wajah Sungmin sudah terlihat merona, membuat Kyuhyun kembali menyunggingkan senyumannya.

“tapi, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk menikah denganmu”

“Kau benar-benar aneh Kyu. Sebaiknya kita tidur” Sungmin menarik selimutnya, dan mulai mencoba memejamkan matanya.

‘Tapi aku akan menepati janjiku Min’

.
.
.

“Sungmin-ah Tunggu aku, aku harus bicara padamu” Kyuhyun berlari kecil mengejar seorang namja manis bernama Lee Sungmin, yang tengah mencoba menghindarinya.

“Berhenti mengikutiku, jangan menggangguku” Namja manis itu- Sungmin terus berlari menjauhi Kyuhyun. Ia benar-benar tak ingin di ganggu oleh siapa pun.

“Sungmin-ah, aku bilang berhenti di situ !!!” Suara Kyuhyun terdengar lebih keras dari sebelumnya. Kali ini terdengar seperti sebuah perintah. Membuat Sungmin berhenti saat itu juga. Sungguh Kyuhyun tidak pernah sekali pun membentaknya seperti ini.

“Sungmin-ah, dengarkan aku” Kali ini suara Kyuhyun terdengar lebih lembut. Kyuhyun semakin mendekat ke arah Sungmin, yang sekarang berdiam tak bergeming. Tubuhnya seperti bergetar, membuat Kyuhyun kaget ketika Ia membalikan tubuh Sungmin.

“Mi-Mianhae, aku tak bermaksud seperti itu” Kyuhyun dengan cepat menghapus air mata Sungmin yang sudah membasahi pipi chubby nya.

“Kaa !!  pergi Kyu !! aku tak mau melihatmu” Sungmin menghempaskan tangan Kyuhyun kasar.

“Aku akan menjelaskannya. Kau salah paham”

“Kaa !! aku bilang pergi Kyu !!!” Sungmin mendorong Kyuhyun untuk menjauh  darinya. Membuat Kyuhyun mau tak mau harus mengalah dan pergi membiarkan Sungmin sendiri.

‘Aishh,, kenapa jadi salah seperti ini? Menyebalkan’

.
.
.
FlashBack

“Aishh,, apa- apaan itu? Kenapa Kyuhyun bersama para yeoja genit itu?” Sungmin menggerutu kesal, ketika melihat Kyuhyun tengah membagikan bunga kepada para yeoja yang ada di cafe. Yah, memang benar Kyuhyun sekarang tengah mempunyai pekerjaan part time. Membuat Kyuhyun harus lebih giat supaya Ia cepat lulus dari Universitasnya. Karena itu memang adalah tugas akhirnya.

“Mwo?? Kenapa Kyuhyun harus memberikan  bunga itu padanya? Aku saja tak pernah di beri bunga olehnya” Sungmin mempoutkan bibirnya, sambil menatap Kyuhyun dengan kesal.

“Hmm, lebih baik aku menghampirinya saja” Sungmin mulai meninggalkan tempat persembunyiannya. Sedari tadi Ia memang sembunyi di balik pohon yang besar. Membuat Kyuhyun mungkin tidak menyadari keberadaannya.

Tapp Tapp tapp

Sungmin semakin melangkahkan kakinya, mendekati Kyuhyun yang tengah tersenyum sambil membagikan bunga pada yeoja-yeoja yang ada di cafe.

“Kyuhyun-shii, aku kira kau sedang bekerja. Ternyata tidak” Sungmin menyilangkan kedua tangannya di dada, dan menatap Kyuhyun dengan tatapan tajamnya.

“Minnie-ah, ternyata kau datang. Tunggu sebentar ne !” Kyuhyun melirik Sungmin sebentar yang kini sudah ada di sampingnya, dan kembali melanjutkan kegiatan memberikan bunga pada yeoja yang ada di depannya.

“Ya !! kau lebih mementingkan mereka dari pada aku. Menyebalkan” Sungmin dengan cepat pergi meninggalkan Kyuhyun yang kini tengah berteriak memanggilnya.

FlashBack OFF

.
.
.

“Aishh,, lebih baik aku segera menyelesaikan kesalahpahaman ini. Aku tidak tahan, jika Minnie mengabaikanku seperti ini. Dan membiarkan dia menunggu kejutannya” Kyuhyun kini tengah berdiri di depan pintu Apartement Sungmin. Menghela nafas perlahan. Berdoa supaya Sungmin tidak marah lagi padanya.

Took Tokk Tokk

Kyuhyun mengetuk pintu Apartement itu dengan keras.

“Nuguya???” Suara Sungmin berteriak dari dalam Apartementnya. Membuat Kyuhyun semakin berdebar tak karuan.

Cekkleekk

Perlahan pintu berwarna abu itu terbuka, hanya setengahnya. Tapi terlihat jelas setengah wajah Sungmin di balik pintu itu. Raut wajah Sungmin saat itu terlihat kaget, ketika melihat Kyuhyun ada di depan apartementnya. Membuat Sungmin refleks langsung menutup pintunya, tapi ditahan dengan cepat oleh Kyuhyun.

“Kau mau apa lagi, eoh?” Sungmin tetap berusaha menutup pintunya. Menghalangi Kyuhyun agar tidak masuk ke apartementnya. Sungmin memang kini tengah tinggal di Apartementnya. Ia meninggalkan rumah mewahnya hanya karena Ia ingin mandiri.

“menjelaskan semuanya Minnie-ah” Kyuhyun terus mendorong pintu itu, sampai akhirnya Ia bisa masuk ke dalam apartement Sungmin dan-,

Braaakk

Kyuhyun menendang pintu tak berdosa itu.

“kau merusak pintuku”

“Itu tak penting sekarang. Listen to me Cho Sungmin !!” Kyuhyun memegang bahu Sungmin. Membiarkan mata onyxnya bertemu dengan foxy milik Sungmin.

“katakan”

“Aku tahu kau cemburu” Kyuhyun tersenyum menggoda melihat wajah Sungmin kini sudah bersemu merah akibat ucapannya.

“T-Tidak” Sungmin memutuskan kontak matanya dengan Kyuhyun. Membuat Kyuhyun sedikit kecewa.

“Jangan marah padaku chagi, tadi itu adalah pekerjaanku. Tugasku hari ini adalah membagikan bunga kepada para pelanggan. Makanya kau tak perlu semarah itu” Kyuhyun menggesekan hidungnya, pada hidung Sungmin yang mancung.

“jinjja??” Kyuhyun hanya menganngguk mengiyakan.

“kau tahu? Aku hanya mencintaimu Sungmin-ah. Selalu mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu” Kyuhyun menatap Sungmin lekat-lekat. Membuat Sungmin kembali terhipnotis oleh Kyuhyun.

Greeppp

Sungmin memeluk Kyuhyun erat. Seolah tak ingin Kyuhyun pergi darinya.

“Waeyo??”  Kyuhyun dengan cepat membalas pelukan Sungmin. Berbagi kehangatan, di Apartement ini.

“Kyunie, jeongmal saranghae”

“Nado saranghae Minnie-ah. Hmm, aku membuat kejutan untuk mu” Kyuhyun melepas pelukannya dan  berjongkok di hadapan Sungmin.

“Mwo?”

“Lee Sungmin Would you marry me?” Kyuhyun menggenggam tangan Sungmin, sesekali mencium punggung tangannya.

“eh?”

“Would You marry me Sungmin-ah?” Sungguh Sungmin sangat bahagia dengan apa yang Kyuhyun ucapkan. Dengan cepat Ia menggangguk, dan tak lupa tangis bahagia membasahi pipinya.

“I do, Kyunie” Kyuhyun berdiri, dan segera mendekap Sungmin dalam pelukan hangatnya.
.
.
.
.

 Di hari yang sangat bersejarah untuknya, kini seorang Cho Kyuhyun tengah berlutut di hadapan seorang namja paruh baya. Seharusnya ini menjadi hari spesial untuknya, karena Ia tengah berulang tahun yang ke 26 (korea) . merayakannya dengan namjachingunya. Tapi sepertinya itu tidak mungkin.

“Aku mohon, izinkah aku menikahi putramu Tuan lee” Kyuhyun kini tengah berlutut di hadapan Tuan Lee. Meminta izin untuk menikahi putranya. Memang ini terdengar sangat tabu, bahkan tak masuk akal sama sekali. Tapi apa daya, kekuatan cinta yang membuat seorang Cho Kyuhyun rela berlutut di hadapan seseorang.

‘Ya Tuhan, karena ini adalah hari Ulangtahun ku. Aku hanya memohon padamu, untuk mempermudah lamaranku pada Sungmin. Berikan aku kemudahan untuk mendapatkan restu tuan Lee. Aku hanya menginginkan kado itu’


“Aku mohon. Izinkan aku menikah dengan Sungmin”

“Kau gila, dia itu Namja sama seperti mu. Kalian tidak mungkin bisa menikah.  Di Korea tidak pernah ada pernikahan sesama jenis Kyuhyun-shii” Tuan Lee kini menatap Kyuhyun dengan tatapan tajamnya. Sungmin yang sedari tadi bersembunyi di balik tembok, melihat Kyuhyun yang berhadapan dengan ayahnya terkikik geli. Sungmin sangat terharu melihat Kyuhyun rela berlutut di hadapan Ayahnya. Ia sama sekali tidak pernah membayangkan Kyuhyun akan melakukan hal seperti itu. Tentu saja, keluarga Cho adalah keluarga yang mempunyai harga diri tinggi. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah rencana kejutan untuk Kyuhyun.

“Aku akan membawanya ke Amerika. Kami tidak akan menikah disini” Kyuhyun menatap Tuan Lee mantap. Mencoba menyakinkan namja paruh baya itu.

“Tidak bisa, Sungmin sudah aku jodohkan dengan yeoja yang sudahku pilihkan” Tuan Lee tersenyum simpul melihat kegigihan Kyuhyun di hadapannya.

“mwo?? Kalau begitu aku akan membawa kabur putramu” Kyuhyun berdiri, dan mulai menatap Tuan Lee tidak suka.

“Aku akan melaporkanmu atas kasus  penculikan Kyuhyun-shii”

‘Aishh,, Ya Tuhan, aku mohon berilah kadomu sekarang’

“Tuan Lee, aku mohon padamu. Biarkan aku menikahi Sungmin”

“Apa kau serius mencintainya Kyuhyun-shi?”

“Tentu saja, aku sangat mencintainya melebihi diriku sendiri”

“Hahahah, Baiklah. Aku mengerti” Tuan Lee berdiri dari duduknya dan mulai mendekati Kyuhyun. Matanya berisyarat pada tiga orang yang ada di balik tembok itu. Membuat ketiga orang yang tengah bersembunyi itu melangkahkan kakinya perlahan mendekati Tuan Lee. Tanpa di sadari oleh Kyuhyun.

“Aku me,-“

Tuuuttt- tuuttttt- tuuuuttt--treeeettt

Ucapan Tuan Lee terhenti oleh suara terompet yang sangat keras. Membuat Kyuhyun menoleh ke arah suara tersebut yang memang  ke arah yang ada di belakangnya.

“Saengilcukahamnida Cho Kyuhyuniiee” Namja manis itu- Sungmin membawa Kue tart yang ada di genggamannya kehadapan Kyuhyun.


Tuuuttt Tuuutttt

Sungjin masih saja asyik meniup terompet itu. Sementara Eomma Sungmin mendekati Tuan Lee yang menyunggingkan senyumannya, melihat KyuMin.

“eh? Ke-Kenapa ? aku hanya butuh izinmu Tuan Lee” Kyuhyun membalikan badannya lagi, menghadap ke arah Tuan Lee yang ada di hadapannya.

“Aku sudah mengizinkanmu  untuk menikahi putraku Cho Kyuhyun. Itu adalah hadiahku untuk Ulangtahunmu” Kyuhyun membelalakan matanya tidak percaya pada ucapan Tuan Lee. Sungguh Ia sangat bingung, tadi Tuan Lee tak mengizinkan. Dan sekarang Ia tersenyum lebar memberikan restunya.

“Gamshamnida, jeongmal Gamshamnida” Kyuhyun  membukukkan kembali badannya. Sungguh Ia sangat senang. Ini adalah hadiah ulangtahun terindah untuknya.

“Tiup Lilin mu Kyunie” Sungmin tersenyum senang melihat Kyuhyun yang kini terlihat bahagia. Kyuhyun dengan cepat membalikan badannya. Dan .-

Greepp

Memeluk Sungmin erat, sampai Kue yang di pegang Sungmin hampir terjatuh. Untung saja ada Sungjin di samping Sungmin yang langsung dengan refleks memegang Kue Tart itu.

“Minnie-ah,, kita menikah. Kita akan menikah chagiya. Aku benar-benar senang” Kyuhyun memeluk Sungmin dengan sangat erat, sampai membuat Sungmin sedikit sesak.

“nado Kyunie” Sungmin pun membalas pelukan Kyuhyun. Menyampaikan perasaan bahagianya.

“Baiklah, Tiup lilinmu dan buat permohonan. Setelah itu kita akan membicarakan soal pernikahan kalian” Eomma Sungmin menginstrupsi kegiatan KyuMin. Membuat KyuMin melepaskan pelukan mereka, dan tersipu malu.

“Ne, Eomma” Sungmin mengambil Kue Tart dari tangan Sungjin. Dan mulai menghadapkannya pada Kyuhyun.

“buat permohonanmu, Kyunie” Kyuhyun mengannguk, dan mulai menutup matanya. Berdoa dengan khusyu kepada Tuhan.

‘Ya Tuhan, hanya satu permintaanku. Aku hanya mohon padamu untuk selalu membiarkan ku dan Sungmin selalu bersama selamanya. Aku tahu hubungan kami salah, tapi aku mohon kabulkan permintaanku’

Setelah selesai berdoa, Kyuhyun dengan cepat meniup lilin yang ada di kue tart itu.

“Selesai”

“kau memohon apa Kyunie?”

“rahasia chagiya”

.
.
.
.

“ Kalau begitu kita bicarakan untuk pernikahanmu dengan Sungmin Kyu”  Kini semua keluarga Sungmin dan Kyuhyun tengah berada di ruang tengah rumah megah Keluarga Lee. Senyum terus mengembang di wajah Kyuhyun. Ia tak peduli jika sudah dikatai tidak waras. Yang jelas, Ia sangat senang.

“Ne,  Appa. Bolehkah pernikahan kami Hari Minggu ini?” Kyuhyun bertanya ragu pada tuan Lee. Memang benar, setelah acara perayaan Ulangtahun Kyuhyun. Tuan Lee dan Nyonya Lee menyuruhnya untuk memanggil mereka Eomma dan Appa. Bagaimana pun juga, Kyuhyun sebentar lagi akan menjadi anak mereka juga. Sungguh Kyuhyun sudah lama sekali tidak menyebut sesorang dengan sebutan Eomma, dan Appa. Yah,, orang tua Kyuhyun sudah tidak ada lagi. Mereka meninggal akibat kecelakaan pesawat. Membuat Kyuhyun harus hidup sendiri. Memimpin Cho Cooperation di tangannya.

“Eh? Mwoo? Minggu ini??” Sungmin yang duduk di samping Kyuhyun menatap Kyuhyun kaget. Sungguh Ia tak pernah membayangkan akan secepat ini.

“Ne, Minggu ini chagi. Aku sudah menyiapkan semua”

“kau tak salah Kyu? Itu terlalu cepat” Tuan Lee Kembali menatap Kyuhyun. Mencoba mencari keseriusan di mata onyx itu. ?”

“ne, Appa.  Aku sudah menyiapkan semua pernikahanku dengan Sungmin di Amerika. Semua sudah di siapkan olehku”

“Baiklah semua terserah kau, Kyu. Tapi Kau kan belum lulus Kuliah Kyu !!”

“Tak apa,, Appa. Aku kan sebentar lagi juga akan lulus. Tugas kerja part time ku sudah selesai. Tinggal menunggu kelulusan saja. Jadi Bagaimana  chagiya? Kau setuju?” Kyuhyun  kembali menatap Sungmin yang ada di sampingnya. Berharap Sungmin menyetujui keinginanya untuk menikah minggu ini.

“Ne, Kyunie. Kita menikah minggu ini”

.
.
.
.
Gereja yang cukup besar ini terlihat sangat mewah. Dekorasi gaya eropa terlihat jelas di setiap dinding gera itu. Bunga-bunga pun terlihat menghiasi gereja itu. Kini seorang pemuda nan manis, memakai toxedo putih yang pas di tubuhnya. Dengan lengan yang di apit oleh namja paruh baya yang tak lain adalah Ayahnya berjalan melalui altar. Namja itu- Sungmin tersenyum senang ketika melihat  sosok namja jangkung yang tampan yang mengenakan toxedo berwarna hitam menyambut di depan altar. Mengulurkan tangannya, ketika Sungmin sudah mendekat. Lalu Sungmin menggenggam erat tangan Kyuhyun ketika Kyuhyun membawanya ke depan Pendeta yang tengah menatap mereka. Sungmin sangat berdebar ketika sang Pendeta mulai berbicara, dan membacakan beberapa doa.

“Cho Kyuhyun, apa kau bersedia menerima dengan Lee Sungmin. Menerimanya sebagai pasangan hidupmu, dalam duka maupun suka. Dalam pujian atau hinaan, dalam sakit atau pun sehat. Menjaganya selamanya dalam ikatan Tuhan?”

“Aku, Cho Kyuhyun, bersedia menerima Lee Sungmin sebagai pasangan Hidupku. Dalam duka maupun suka, dalam pujian ataupun hinaan, dalam sakit ataupun sehat. Menjaganya selamanya”  Kyuhyun menatap Sungmin lembut, tatapan yang hanya mengisyaratkan ketulusan disana. Sungguh Sungmin sangat bahagia. Ini adalah moment paling membahagiakan yan pernah Ia dapatkan. Kyuhyun benar-benar anugerah yang Tuhan berikan untuknya.

“Aku Lee Sungmin, menerima Cho Kyuhyun sebagai pendamping hidupku selamanya. Selamanya mencintainya, dan hanya akan ada dia yang yang paling ku cintai selamanya”   Pendeta itu tersenyum. Turut merasakan kebahagian yang Kyuhyun dan Sungmin rasakan.

“Cium pasanganmu Tuan Cho” Kyuhyun dengan cepat menarik Sungmin dalam pelukannya. Mencium lembut bibir plum Sungmin yang selalu menjadi candu untuknya. Ciuman yang penuh ketulusan tanpa adanya rasa nafsu disana. Sungmin tersenyum dalam ciumannya dengan Kyuhyun. Ini adalah moment paling bahagia untuknya.

Prookk Prrookkk

Semua yang ada di gereja megah itu bertepuk tangan melihat Kyuhyun dan Sungmin kini sudah saling teriikat. Memang yang ada di sana tidak banyak. Kyuhyun dan Sungmin hanya mengundang kerabat terdekat mereka.

“akhirnya mereka menikah juga” Ryeowook menangis haru ketika melihat Sungmin dan Kyuhyun yang masih menikmati moment mereka.

“Ne, Wookie-ah. Mereka sudah bahagia, seperti kita” Yesung memeluk pinggang Ryeowook dan kembali melihat KyuMin yang masih berada di depan altar.

“Minnie-ah, saranghae. Aku mencintaimu selamanya” Kyuhyun melepaskan pangutan bibirnya, dan kembali menatap Sungmin dengan lembut. Kembali membuat seorang Cho Sungmin hanyut dalam tatapan Cho Kyuhyun.

“Nado sarangahae, Kyuhyunie. Aku akan selalu mencintaimu. Karena kau yang terpenting dalam hidupku”  Sungmin kembali memeluk Kyuhyun dengan erat. Tidak memperdulikan semua orang yang melihat mereka.

FIN ^^

Mianhae kalau pas bagian ikrar pernikahannya kaya gitu. Soalnya aku gak tau :’(
Semoga aja kaya gitu, abisnya aku Cumaliat di Film doang XD
FF ini adalah sequel FF Pure of love. Yang minta sequelnya, yah ini ^^
Di mohon untuk Reviewnya
Gamsha ^^
FF ini special untuk  bias kesayangan aku ‘Cho Kyuhyun’ yang paling tampan seantreo bumi ini (?). special untuk seme nya Sungmin chagi yang ultah tanggal 3 februari ini
Saengilcukahae Kyuhyun Oppa :*